Madiun (Antara Jatim) - Ungkapan "Jika daerah ingin maju, maka harus menjadikan kebudayaan sebagai bagian dari pembangunan" adalah tepat adanya. Sebab, demikianlah yang dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun dalam membangun wilayahnya untuk menjadi sebuah kota yang maju, aman, dinamis, dan sejahtera.
Minim dari segi sumber daya alam, Pemkot Madiun mulai fokus pada pengembangan sektor jasa, UMKM, dan perdagangan, yang termasuk juga di dalamnya adalah budaya dan pariwisata.
Guna mengembangkan wisata budaya yang ada di wilayahnya, Pemkot Madiun mengadopsi momentum religi Maulud Nabi Muhammad SAW yang diakulturasikan dengan budaya Jawa pada umumnya dan warga Kota Madiun khususnya, dengan menggelar Garebek Maulud Nabi Muhammad SAW.
Setiap kegiatan tersebut digelar, ribuan warga Kota Madiun selalu terlibat untuk menyukseskannya. Mulai dari panitia hingga masyarakat yang dengan suka rela berdesakan untuk mendapatkan berkah yang disimbolkan dalam bentuk hasil bumi dan olahan makanan.
Sekretaris Daerah Kota Madiun, Maidi, mengatakan, Garebek Maulud Nabi merupakan agenda tahunan yang digelar Pemkot Madiun sejak tahun 2006. Terdapat serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam agenda tahunan tersebut. Di antaranya, ziarah ke makam kuno di Makam Kuncen yang merupakan makam pendiri wilayah Madiun dan kegiatan lain yang bertujuan mengangkat budaya dan potensi Kota Madiun.
Adapun, acara puncak dari Garebek Maulud Nabi adalah kirab Gunungan "Jaler" (laki-laki) dan Gunungan "Estri" (perempuan) yang merupakan perlambangan dari hasil bumi. Awalnya, kirab dilakukan dari Masjid Kuno Kuncen menuju Masjid Kuno Taman.
Kemudian hasil bumi dan makanan olahan yang ada di gunungan dibagikan ke warga Kota Madiun di Masjid Taman sebagai simbol berkah Tuhan YME.
Namun, mulai tahun 2009, Garebek Maulud Nabi digelar berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika tahun sebelumnya kirab dipusatkan di Masjid Kuno Taman, kini beralih ke Masjid Besar Kota Madiun yang berada di Alun-Alun Kota Madiun.
Alasannya, ketiga masjid tersebut memiliki peran masing-masing dalam perkembangan sejarah Kota Madiun berikut agama Islam yang dianut oleh masyarakatnya. Sehingga, melalui acara kali Garebek Maulud, ketiga masjid tersebut bisa terangkul menjadi satu.
Diharapkan, kegiatan tahunan tersebut bisa dijadikan ikon bagi Kota Madiun sebagai salah satu kegiatan wisata religi dan budaya. Sehingga ke depan bisa juga untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan baik domestik ataupun manca ke Kota Madiun.
Adapun, konsep wisata religi dan budaya tersebut, berasal dari sisi religi berupa kelahiran nabi besar, sedangkan budaya berupa perkembangan agama Islam yang diajarkan oleh nabi melalui pengikutnya di Madiun pada jaman kerajaan dulu.
Untuk tahun 2015, Garebek Maulud Nabi Muhammad SAW 1437 Hijriah dilakukan pada tanggal 24 Desember. Acara berlangsung semarak dan tertib yang dipusatkan di Alun-Alun Kota Madiun.
"Diharapkan, dalam penyelenggaraan setiap tahunnya dapat lebih baik dan meriah. Sehingga, Garebek Maulud Nabi bisa menjadi agenda kunjungan wisata tiap tahun di Kota Madiun," kata Wali Kota Madiun Bambang Irianto.
Berebut Berkah
Ribuan warga Madiun berebut berkah yang dilambangkan dalam Gunungan Jaler dan Estri pada tradisi perayaan Garebek Maulud 2015 yang digelar Pemerintah Kota Madiun guna memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW 1437 Hijriah, tanggal 24 Desember lalu.
Sejak pagi, ribuan warga telah menunggu perayaan acara setahun sekali tersebut yang dipusatkan di Alun-Alun Kota Madiun. Mereka rela berdesakan untuk berebut berkah dari Gunungan Jaler dan Estri tersebut. Mereka menyakini hal itu dapat mendatangkan berkah berupa rezeki yang melimpah.
"Kami percaya jika berhasil mendapatkan hasil bumi dari Gunungan Jaler atau Estri, maka akan mendapatkan berkah dan segala keinginannya akan terkabul," ungkap salah satu warga Kota Madiun, Eny Puspita.
Hal yang sama diungkapkan Suti warga Kabupaten Madiun. Ia dan keluarganya sengaja datang sejak pagi demi untuk melihat acara budaya tersebut. Ia juga rela berdesakan dan berhimpitan dengan warga lainnya untuk berebut berkah berupa makanan dan hasil bumi dari gunungan yang ada.
Secara umum, Garebek Maulud Nabi merupakan satu dari sejumlah potensi wisata Kota Madiun yang layak dikunjungi masyarakat. Adapun, potensi yang dimiliki Kota Madiun, di antaranya, wisata belanja, wisata budaya, wisata kuliner, wisata iptek, dan wisata minat khusus.
Sesuai data, untuk wisata belanja, Kota Madiun menawarkan berbagai tempat mal dan pasar tradisional yang memiliki keunggulannya masing-masing. Sepeti Pasar Burung, Pasar Besi, Pasar Besar Madiun, dan sejumlah mal yang moderen.
Sedangkan wisata kuliner, Kota Madiun terkenal dengan makanan Pecel Madiun yang banyak dijumpai di sepanjang Jalan Cokroaminoto dan Agus Salim. Masih ada juga Dawet Suronatan dan Gado-Gado Pak Tomo yang telah berjualan sejak puluhan tahun silam.
Untuk wisata budaya, Kota Madiun menyuguhkan bangunan Masjid Kuno Taman dan Kuncen yang menjadi tempat bersejarah terbentuknya Madiun. Selain itu juga masih banyak bangunan peninggalan penjajahan Belanda yang patut dikunjungi, seperti bangunan kantor Bakorwil Madiun, bangunan Markas Bosbow, dan tentunya upacara Garebek Maulud Nabi.
Sementara untuk wisata iptek, terdapat PT INKA yang merupakan satu-satunya industri kereta api di Indonesia dan ASEAN yang mampu memproduksi lokomotif, gerbong penumpang, gerbong batu bara, gerbong barang, dan KRL. Jadi, ayo kunjungi Kota Madiun! (*)