Pamekasan (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur mengusulkan anggaran sebesar Rp16 miliar kepada pemerintah pusat pada RAPBN 2016 untuk membangun sembilan fasilitas penampung hujan (longstrit) guna menanggulangi bencara banjir dan tanah longsor.
"Usulan bantuan alokasi anggaran sebesar Rp16 miliar ini untuk membangun 'longstorit' di sembilan titik di daerah rawan banjir," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Pengairan Pemkab Pamekasan Achmad Sjaifudin kepada Antara di Pamekasan, Jumat.
Ia menjelaskan, pemkab sengaja meminta bantuan alokasi anggaran kepada pemerintah pusat, karena anggaran yang tersedia pada APBD Pemkab Pamekasan sangat terbatas.
"Sedangkan kebutuhan dana untuk pembangunan di Pamekasan ini sangat banyak. Jika mengandalkan dana APBD, tentu masih membutuhkan waktu lama," katanya.
Sjaifudin menjelaskan, kesembilan titik yang hendak dibangun "longstorit" atau dam penampungan air itu antara lain, di di Desa Pamaroh, Bangsereh, Tlontorajah, Waru Timur, Majungan, Desa Mapper, Toket dan Desa Palesanggar.
Ia menjelaskan, rencana pembangunan longstorit atau dam penampungan air di hulu sungai ini dimaksudkan agar saat musim hujan masyarakat petani bisa menampung air untuk mengairi lahan pertanian mereka pada saat kemarau.
Disamping itu, dam penampungan air atau longstorit itu juga agar air dari hulu sungai terkedali, sehingga tidak terjadi banjir akibat sungai tidak mampi menampung air.
"Banjir yang terjadi di Pamekasan selama ini umumnya karena kiriman dari hulu sungai. Jika kita bangun longstorit, maka aliran air ke hilir tidak akan terlalu banyak," katanya menjelaskan.
Kepala Dinas PU dan Pengairan Achmad Sjaifudin menjelaskan, usulan bantuan penanggulangan banjir di Kabupaten Pamekasan pada tahun anggaran 2016 itu jauh lebih besar dari 2015.
Sebab, katanya, tahun ini anggaran untuk penanggulangan banjir yang disediakan pemerintah melalui Dinas PU dan Pengairan hanya Rp4 miliar.
"Dengan anggaran yang lebih banyak, kami yakin hasilnya juga akan lebih maksimal," pungkasnya. (*)
