Ngawi (Antara Jatim) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa memberikan bantuan santunan kematian (BSK) kepada keluarga dari korban tewas akibat kebakaran hutan di lereng Gunung Wilis Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Penyerahan bantuan dilakukan di GOR Bung Hatta Kabupaten Ngawi di sela acara pelantikan pengurus Muslimat NU Kabupaten Ngawi periode 2015-2020, Sabtu. Menteri Khofifah memberikan santunan kepada tiap-tiap keluarga korban sebesar Rp15 juta.
Ada lima keluarga yang menerima bantuan dari Mensos tersebut. Mereka antara lain keluarga dari korban Jaimun (48), Paigun (25) dan Budianto (35) yang ketiganya merupakan petani sadap getah pinus, warga lingkungan Banyon, Dusun Blimbing, Desa Ngilo-Ilo, Kecamatan Slahung, Ponorogo.
Kemudian, keluarga dari korban Suyitno (42) seorang anggota Polhut Perhutani KPH Lawu Ds, warga Desa Karangpatihan, Kecamatan Balong, Ponorogo, serta keluarga korban Djadi (70) petani sadap getah pinus warga Sawoo, Ponorogo.
"Jumlah indeks yang diberikan sebesar Rp15 juta per keluarga korban. Jumlah indeks tersebut sama seperti yang diberikan kepada korban kabut asap di Kalimantan Tengah, Palembang, Pekanbaru, dan Jambi," ujar Menteri Khofifah seusai acara kepada wartawan.
Adapun bantuan santuan yang diberikan bukan berupa uang kontan, namun akan diberikan dengan cara transfer melalui rekening ahli waris korban.
"Tadi yang saya serahkan bukan uang tunai, namun buku tabungan. Bantuan satunan kematian ini tidak diberikan secara "fresh money", namun dengan sistem transfer," katanya.
Ia menjelaskan, sebetulnya di Ngawi juga terdapat delapan korban tewas akibat kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu, namun hingga kini keluarga korban belum dapat menerima BSK karena masih dalam proses administrasi.
"Saat ini BSK untuk korban kebakaran hutan Gunung Lawu masih proses administrasi. Mereka nantinya juga memiliki hak yang sama setelah prosesnya selesai," terang dia.
Untuk itu, Menteri Khofifah meminta kepada pihak terkait segera melakukan percepatan dalam pengurusan administrasi BSK bagi korban kebakaran Gunung Lawu.
"Memang harus ada surat-surat yang wajib dilampirkan. Seperti surat dari kepala desa, rumah sakit ataupun dinas kesehatan, dan lainnya. Jika semuanya lengkap, maka BSK bisa segera ditransfer," katanya.
Khofifah menambahkan, sejauh ini Kementerian Sosial mencatat terdapat 19 korban tewas akibat terdampak kabut asap. Jumlah tersebut tidak termasuk dengan delapan korban tewas akibat kebakaran hutan Gunung Lawu dan lima korban tewas akibat kebakaran hutan Gunung Wilis. Hal itu karena dampak asap berbeda dengan korban kebakaran hutan.
Sedangkan bagi korban luka akibat kebakaran hutan Gunung Lawu, ia mengaku tidak memberikan karena hal tersebut bukan tugas dari Kementerian Sosial. Hingga kini, masih ada satu korban kebakaran hutan Gunung Lawu yang terluka dan masih menjalani perwatan di RSUD dr Moewardi Solo, Jawa Tengah.
Dalam kunjungan ke Ngawi, selain memberikan BSK kepada korban kebakaran hutan Gunung Wilis, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa juga menghadiri acara pelantikan pengurus Muslimat NU Kabupaten Ngawi periode 2015-2020. Hal itu karena Menteri Khofifah juga menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat NU. (*)