Surabaya (Antara Jatim) - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf memastikan masih ada enam orang haji asal wilayahnya yang sampai saat ini hilang kontak dan belum kembali ke pemondokan akibat insiden musibah Mina.
"Sampai detik ini masih ada enam orang yang belum berhasil ditemukan dan komunikasinya selalu gagal," ujar Gus Ipul, sapaan akrabnya, kepada wartawan di Surabaya, Senin.
Keenam orang tersebut yakni, dua orang dari kelompok terbang (kloter) 48 asal Probolinggo, dua orang dari kloter 28 asal Lamongan, serta masing-masing seorang asal Kota Batu dari kloter 36 dan asal Kediri dari kloter 61.
Pihaknya bersama Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur melalui Kementerian Agama RI terus meminta informasi kepada Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi terkait perkembangan pencarian korban.
"Kami tidak berani memastikan kondisi keenam korban karena menunggu pernyataan resmi dari PPIH Arab Saudi. Doa kami supaya diberikan yang terbaik kepada mereka para korban yang sampai sekarang belum ditemukan," katanya.
Sementara itu, akibat insiden desak-desakan hingga terinjak-injak di Jalan 204, Mina pada 24 September 2015 sekitar pukul 7.30 Waktu Arab Saudi (WAS) itu, sudah 17 korban tercatat asal Embarkasi Surabaya.
Rincian nama-namanya, Hamid Atwi Tarji Rofia, Abdul Karim Sumarmi Idris, Abdul Halim bin Ali Satina, Nero Sahi Astro, Tasmudji Agung Seputro, Muzayyana Tahir Saruni, Yusriani Muhammad Qohar, dan Hosen Ibrohim Nimat.
Kemudian, Samsiah Sarnuji Muhayat, Zainab Darmo Sagimin, Ida Khusnul Hotimah, serta Tutik Indriyani Tukiyo, yang semua nama-nama tersebut berasal dari kloter 48 (Probolinggo).
Berikutnya, Rochmani Pawiroredjo Karsodikromo dan Siti Muanifah Zainudin Sahlan yang keduanya asal kloter 61 (Kediri), Mat Safii Samidjo, dan Rukmiati Sanusi Matahir asal kloter 28 (Lamongan), serta Junaedi Sjahrudin Marjun asal kloter 36 (Kota Batu). (*)
Wagub: Enam Haji Jatim Masih Hilang Kontak
Senin, 5 Oktober 2015 13:29 WIB
Sampai detik ini masih ada enam orang yang belum berhasil ditemukan dan komunikasinya selalu gagal