Pasuruan (Antara Jatim) - Taman Safari Indonesia II Pasuruan, Jawa Timur meminta masyarakat tidak lagi melakukan perburuan terhadap satwa badak karena populasinya yang semakin menyusut.
General Manager Taman Safari Indonesia II Pasuruan, I Ketut G, Selasa, mengatakan, saat ini warga masyarakat harus sadar jika perburuan terhadap satwa badak tersebut sangat merugikan keberlangsungan hidup satwa.
"Terlebih lagi, jika satwa yang berhasil diburu tersebut hanya untuk diambil cula nya untuk dijadikan obat. Karena dari penelitian yang dilakukan unsur yang ada di cula badak tak ubahnya seperti kuku pada manusia," katanya saat peringatan Hari Badak Sedunia di Taman Safari II Pasuruan.
Ia mengemukakan, saat ini populasi satwa badak terus mengalami penurunan yakni kurang dari seratus ekor untuk populasi satwa badak Sumatera (Dicerorhinussumatrensis). "Sedangkan untuk badak Jawa atau 'Rhinoceros sondaicus' pupulasinya sekitar 50 sampai 65 ekor saja. Dan itupun hanya bisa ditemui di Ujung Kulon," katanya.
Sementara itu, kata dia, untuk populasi badak putih (Ceratotheriumsimum) di seluruh dunia jumlahnya saat ini sekitar 20 ribu ekor.
"Untuk jenis badak putih, kami memiliki tiga ekor dan saat ini masih dalam proses pengembangbiakan satwa ini," katanya menambahkan.
Sementara pada kesempatan yang sama, dokter hewan Taman Safari II Pasuruan, Nanang Tedjo Laksono untuk proses pengembangbiakan badak memang tidak mudah.
"Proses pengembangbiakan badak ini memang tidak mudah diperlukan ketelatenan dan juga kerja keras untuk mendapatkan hasil yang maksimal," katanya.
Ia mengatakan, idealnya, satu jantan bisa memilih dua betina untuk dikawinkan demi menjaga keberlangsungan populasi mereka.
"Oleh karena itu, kami berencana untuk mendatangkan badak ke Taman Safari ini untuk menjaga keseimbangan populasinya dari koleksi tiga badak putih yang saat ini dimiliki," katanya.(*)