Surabaya (Antara Jatim) - Sebanyak 92 lembaga pelatihan, kursus keterampilan serta pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) menawarkan berbagai skill dan keahlian kepada warga Kota Surabaya di acara Pameran Pendidikan Non Formal Widya Wahana di Balai Pemuda, mulai Jumat.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyampaikan bahwa keberadaan lembaga pelatihan dan PKBM tersebut memiliki pengaruh besar dalam kaitan dengan pendidikan non formal.
"Lembaga pelatihan dan PKBM tersebut sangat membantu untuk menyelesaikan apa-apa yang tidak bisa diselesiakan di jalur pendidikan formal," kata Risma saat membuka acara tersebut.
Menurut dia, pendidikan tidak bisa didesain hanya formal, karena sukses tidak hanya karena kemampuan formal tetapi juga skill. Lembaga-lembaga inilah yang mampu mengembangkan kelebihan anak-anak yang terkadang tidak disadari di pendidikan formal.
Ia mengatakan peranan lembaga tersebut dalam menggali potensi dan mematangkan skil anak-anak muda di Kota Pahlawan sangat penting dalam mengenalkan tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 kepada masyarakat.
Pemkot Surabaya juga telah melakukan berbagai upaya untuk menyiapkan warganya menghadapi era perdagangan bebas tersebut, di antaranya dengan membangun Rumah Bahasa yang mengajarkan kursus bahasa asing gratis, juga memberikan sertifikasi keahlian.
"Sejak dua tahun lalu, saya mendorong untuk melakukan upaya ini. Meski menurut saya agak terlambat, tetapi kita masih punya waktu untuk mempersiapkan diri jelang datangnya MEA pada akhir tahun nanti," kata mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini.
Wali kota berharap, untuk stan-stan lembaga pelatihan, kursus maupun PKBM yang mengikuti pameran tersebut, agar anak-anak yang tampil sebagai "public relations"-nya. Anak-anak muda diharapkan bisa memberikan penjelasan tentang kiprah stan mereka.
Dengan memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk tampil, akan mengajarkan kepada mereka tentang cara berkomunikasi dan mendorong mereka untuk tidak takut ataupun malu.
"Saya berharap anak-anak yang menjelaskan. Gurunya di belakang saja. Tidak apa-apa kalau misalkan penjelasannya ada yang salah, namanya juga anak-anak. Ini penting supaya mereka bisa belajar berkomunikasi. Supaya kelak bila mereka jadi pemimpin atau mencari kerja, mereka tahu cara berkomunikasi yang baik," ujarnya.
Pameran pendidikan non formal widya wahana bertajuk "life skill dan kesetaraan kunci utama hadapi MEA 2015" tersebut digelar selama dua hari sampai Sabtu (22/8).
Sebanyak 92 lembaga pelatihan, kursus ketrampilan dan PKBM yang berpartisipasi dalam pameran tersebut diantaranya lembaga pendidikan akupuntur, kursus kecantikan, kursus tata rias pengantin Pegon Surabaya, pelatihan membuat hantaran pernikahan, pelatihan menata rambut pengantin, tata busana hingga kursus menjahit.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Ikhsan menambahkan, pihaknya selama ini telah melakukan berbagai upaya untuk memperbanyak pelatihan life skill bagi anak-anak di Surabaya dengan menggandeng lembaga pelatihan, kursus ketrampilan dan juga pusat kegiatan belajar masyarakat.
"Kita bersama-sama berupaya meningkatkan ketrampilan warga Surabaya sehingga memiliki ketrampilan yang lebih baik," jelas Ikhsan. (*)
Di Surabaya 92 Lembaga Pelatihan Tawarkan Keahlihan
Jumat, 21 Agustus 2015 20:26 WIB

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menghadiri acara Pameran Pendidikan Non Formal Widya Wahana di Balai Pemuda, mulai Jumat (21/8). (Abdul Hakim)
Lembaga pelatihan dan PKBM tersebut sangat membantu untuk menyelesaikan apa-apa yang tidak bisa diselesiakan di jalur pendidikan formal