Kediri (ANTARA) - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kediri memberikan edukasi soal jurnalistik ke lembaga kursus bahasa inggris di Kampung Inggris, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, sebagai bekal meningkatkan kemampuan dalam mengelola media internal.
Ketua AJI Kediri Danu Sukendro mengemukakan pelatihan ini dikelola oleh Jayabaya Institute yang ada di AJI Kediri bersama dengan Yayasan 1.000 Desa Indonesia.
"Sebanyak 12 admin lembaga kursus di Kampung Inggris yang belajar menulis konten. Peserta tidak hanya mendapatkan teori menulis dari narasumber, namun langsung praktik dan di review langsung oleh para jurnalis profesional dari AJI Kediri," katanya di Kediri, Sabtu.
Kegiatan ini mengambil tema "Strategi branding lembaga kursus di era digital dengan konten jurnalistik berbasis search engine optimization (SEO)".
Salah seorang pemateri, Didin Cahyo Firmansyah, menyampaikan pelatihan ini menjelaskan jenis-jenis media daring sampai penggunaan SEO yang baik dan benar.
"Tantangannya sekarang ini adalah banyak yang sudah menulis konten, tapi tidak bisa terdeteksi oleh Google, sehingga ketika masyarakat searching, tulisannya tidak keluar. Makanya, adanya SEO ini, membantu untuk mem-branding tulisan, termasuk mempromosikan lembaga kursus," kata pria yang juga mentor Jayabaya Institute tersebut.
Direktur Jayabaya Institute Fadly Rahmawan menambahkan soal pembelajaran mengenai cara penulisan konten yang baik sesuai dengan kaidah jurnalistik.
Ia menyebutkan konten yang dituliskan ini harus SEO friendly, serta tidak boleh melupakan beberapa aturan-aturan dalam dunia kepenulisan.
"Seperti misalnya teman-teman sudah membuat judul artikel sesuai SEO, ternyata tidak dijelaskan dimana lokasinya, keunggulannya apa, terus tidak terstruktur, dan lain-lain. Makanya ada aturan 5W+1H, pemilihan diksi yang baik seperti apa, dan apa saja yang perlu dicantumkan atau tidak," kata jurnalis televisi ini.
Lainim Nafis, perwakilan dari Yayasan 1.000 Desa mengatakan kegiatan ini sebenarnya telah diinisiasi sejak lama bersama dengan Jayabaya Institute guna mengajarkan kepenulisan dan pengelolaan website serta media sosial yang baik untuk mengenalkan lembaga-lembaga di Kampung Inggris.
Ia berharap program ini bisa berkelanjutan sehingga semakin banyak yang mengetahui tentang jurnalistik dalam pengelolaan media.
"Semoga tidak hanya sampai disini saja. Karena harapan kami setelah ini akan terus ada pendampingan dari mentor supaya tulisan kami terus ada progress," kata Lainim.