Bondowoso (Antara Jatim) - Budayawan Dr Setejo mengemukakan sejatinya para guru memiliki bahan yang sangat banyak sebagai sumber ide untuk menulis artikel dan sejenisnya.
"Bahan itu bersumber dari pengalaman bagaimana berinteraksi atau menyelesaikan masalah anak didik," katanya pada pelatihan menulis untuk terapi yang diselenggarakan oleh Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia (Abkin) Cabang Bondowoso di Bondowoso, Jawa Timur, Senin.
Dosen sastra di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Ponorogo itu menjelaskan pengalaman para guru berinteraksi dengan murid dan dengan sesama guru merupakan "mutiara" yang bisa dikembangkan menjadi bahan tulisan.
"Sayangnya dokumentasi para guru terhadap pengalaman itu lemah. Setelah selesai menangani siswa, maka selesai dan hilang begitu saja. Padahal kalau itu dicatat bisa menjadi bahan tulisan," kata doktor lulusan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu.
Pada pelatihan yang diikuti guru Bimbingan Konseling dan Bahasa Indonesia itu Sutejo mencontohkan seorang guru yang menangani berbagai masalah anak didiknya juga merupakan bahan yang seharusnya disimpan.
Meskipun dikenal sebagai pakar sastra, pada kesempatan ia juga banyak membuka wawasan para guru BK dalam menghadapi anak. Misalnya, bagaimana mengetahui anak itu berbohong atau tidak ketika ditanya oleh guru.
"Guru kan jarang tahu soal ini. Kalau anak sudah menunduk itu tanda ia jujur dengan pengakuannya. Anak yang ditanyai kalau nunduk biasanya malah dimarahi oleh guru," katanya.
Bahkan, saat itu Sutejo juga mempraktikkan kemampuannya membaca kecenderungan yang ada pada diri seseorang dengan menebak peserta yang memiliki tahi di bagian tertentu di tubuhnya. Seorang guru tampak malu dan menolehkan wajahnya ke belakang ketika disebut sebagai perempuyan yang memiliki tahi lalat di bagian tertentu di tubuhnya.
"Ini kan hanya permainan yang seharusnya dimiliki oleh guru. Bagaimana membaca kecenderungan pikiran anak itu," kata pria yang sudah menulis 20 buku tersebut. (*)
Budayawan: Sejatinya Guru Memiliki Banyak Bahan Menulis
Senin, 1 Juni 2015 20:27 WIB
Sayangnya dokumentasi para guru terhadap pengalaman itu lemah. Setelah selesai menangani siswa, maka selesai dan hilang begitu saja. Padahal kalau itu dicatat bisa menjadi bahan tulisan