Pertumbuhan Bisnis Salon Meningkat 10-15 Persen
Selasa, 19 Mei 2015 20:52 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Pertumbuhan bisnis salon di Indonesia meningkat antara 10-15 persen pada tahun 2015 dibandingkan pencapaian pada tahun lalu karena kian berkembangnya sektor industri tersebut pada saat ini.
"Dunia kecantikan bukan lagi berkaitan dengan lifestyle tapi menjadi entitas bisnis. Bahkan, mampu menyerap banyak tenaga kerja profesional," kata Pakar Kecantikan Indonesia Rudy Hadisuwarno, ditemui pada jumpa pers Pameran Bisnis dan Kecantikan "Surabaya Beaute", di Surabaya, Selasa.
Apalagi, ungkap dia, saat ini bisnis kecantikan tidak hanya hadir di hotel bintang, pusat perbelanjaan, ruko ternama. Akan tetapi, sekarang telah menyebar hingga di pasar tradisional, garasi, dan ruang tamu rumahan.
"Kondisi itu membuktikan bisnis kecantikan sudah sangat pesat perkembangannya," ujarnya.
Ia menjelaskan, jumlah pelaku bisnis kecantikan tiap tahun semakin meningkat. Bahkan, fenomenanya laksana sebuah gunung es. Sementara, kini yang telah bergabung dalam asosiasi profesi kecantikan Tiara Kusuma jumlahnya mencapai 100 ribu pengusaha di penjuru Nusantara.
"Dari angka tersebut, sebanyak 30.000 pengusaha berada di Jawa Timur," katanya.
Di sisi lain, tambah dia, perkembangan bisnis salon sudah meluas hingga di kalangan pengusaha kecil menengah atau UMKM. Khususnya, mereka yang mengembangkan usaha dengan skala rumahan.
"Tidak hanya mereka yang menempuh sekolah berskala internasional. Kini, mereka yang lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) sudah bisa membuka bisnis ini dan menerima klien," katanya.
Dengan jumlah tersebut, sebut dia, hingga sekarang ada beberapa di antaranya yang terimbas persaingan pasar. Penyebabnya, mereka tidak mampu mengikuti perkembangan zaman terutama teknologi kecantikan.
"Apalagi sekarang kelangsungan bisnis kecantikan didukung kehadiran alat berteknologi modern dan canggih. Sementara, konsumen semakin paham dengan perkembangan teknologi," katanya.
Oleh sebab itu, kata dia, mereka harus bisa mengakses tren dunia kecantikan internasional. Apabila konsumen berkenan di suatu salon tertentu tetapi pengusaha itu tidak menyediakan layanannya maka mereka berpindah ke salon lain. Dengan begitu, pembaruan informasi dan teknologi di dunia kecantikan sangat perlu dilakukan.
"Untuk itu, kami bekerja sama dengan PT Prakarsa Sinergi Utama mencoba memberikan akses bagi pengusaha salon di Surabaya dan Jawa Timur untuk bertemu menggali informasi dalam ajang Surabaya Beaute," katanya.
Pada kesempatan itu, Managing Director PT Prakarsa Sinergi Utama, Juanita Soerakoesomah, selaku penggagas dari pameran berkelas dunia, Surabaya Beaute, mengemukakan, ajang itu merupakan kegiatan pertama kali di Kota Pahlawan. Agenda itu akan mempertemukan pelaku bisnis salon di Jatim dengan distributor dan pabrikan produk serta alat-alat kecantikan dari dalam dan luar negeri.
"Kelangsungan hidup sebuah bisnis salon itu 30 persen tergantung pada kelengkapan alat-alat yang berteknologi modern. Lalu, sisanya pada manajemen dan layanan," katanya.(*)