Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah melalui Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengenalkan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan KP kepada masyarakat di Tanah Air. "Upaya itu guna meningkatkan kompetensi mereka yang berkecimpung di sektor kelautan dan perikanan menjelang diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Dengan begitu, mereka akan menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) terdidik dan terampil dalam mendukung pembangunan sektor kelautan dan perikanan," kata Kepala BPSDM KP, Suseno Sukoyono, melalui siaran pers terkait Focus Group Discussion (FGD) bertema "Penguatan Pendidikan Vokasi dalam Menghadapi Globalisasi", di Surabaya, Senin. Menurut dia, peningkatan kualitas sumber daya manusia di sektor kelautan dan perikanan melalui suatu sistem pendidikan yang berkualitas dan terintegrasi dengan kebutuhan pasar, masyarakat, dan lingkungan pada saat ini mutlak dilakukan. Langkah itu agar potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang ada mampu memberikan sumbangan bagi pembangunan nasional. "Sumbangan ini tidak hanya bagi kesejahteraan masyarakat dan perekonomian nasional pada masa datang. Tapi juga berdampak baik terhadap perubahan lingkungan yang begitu dinamis," ujarnya. Dengan demikian, jelas dia, ke depan investasi yang diperlukan untuk mengelola sumber daya kelautan dan perikanan tidak hanya dalam bentuk modal finansial. Namun, investasi SDM berkualitas yang mampu mengisi kebutuhan di sektor kelautan dan perikanan. "Kemudian, dalam rangka meningkatkan kualitas SDM yang andal untuk semua pelaku pembangunan di sektor kelautan dan perikanan maka diperlukan pengembangan pendidikan vokasi kelautan dan perikanan di lingkungan KKP," katanya. Penyelenggaraan pendidikan tersebut, tambah dia, menggunakan sistem pendidikan vokasi dengan pendekatan teaching factory di mana dilengkapi sarana dan prasarana modern setara Dunia Usaha dan Dunia Industri sesungguhnya. Bahkan, memiliki porsi 70 persen praktek dan 30 persen teori untuk pendidikan menengah. "Lalu, untuk pendidikan tinggi diterapkan 60 persen praktek dan 40 persen teori," katanya. Mengenai perekrutan peserta didik, kata dia, mereka terdiri dari 40 persen anak pelaku utama kelautan dan perikanan (nelayan, pembudi daya dan pengolah ikan, serta petambak garam). Berikutnya, 40 persen masyarakat umum dan 20 persen mitra kerja sama. Satuan pendidikan itu meliputi sembilan Sekolah Usaha Perikanan (SUPM) yang masing-masing di Aceh, Pariaman, Kota Agung, Tegal, Pontianak, Bone, Kupang, Ambon, dan Sorong. "Kemudian, tiga Politeknik Kelautan dan Perikanan (Poltek KP) dengan masing-masing di Sidoarjo, Bitung, dan Sorong. Ada pula STP yang menyebar di lima kampus yakni Jakarta, Bogor, Serang, Karawang, dan Wakatobi," katanya. Para lulusannya, lanjut dia, tidak hanya memperoleh ijazah melainkan sertifikat keahlian. Seperti Ahli Nautika Kapal Penangkap Ikan, Ahli Teknika Kapal Penangkap Ikan, Good Aquaculture Practices atau Cara Budidaya Ikan yang Baik, Basic Safety Training, Manajemen Pengendali Mutu, Hazard Analysis Critical Control Poin, Sertifikat Pengolah Ikan, Amdal, dan Sertifikat Penyuluh Perikanan. "Kami yakin, melalui FGD itu dapat menghasilkan rencana strategis pengembangan pendidikan vokasi dan pemetaan pengembangan pendidikan vokasi di lingkungan KKP," katanya.(*)
Berita Terkait
Sebanyak 45 CPNS Basarnas ikuti pelatihan dasar SAR angkatan XCVIII
17 November 2025 18:15
BPSDM Jatim fasilitasi perencanaan pengembangan Kompetensi Kampus Satelit
31 Juli 2025 20:49
BPSDM orientasi anggota DPRD kabupaten/kota se-Jatim periode 2024-2029
9 Oktober 2024 17:40
Kepala BPSDM Jatim: Literasi digital lebih penting daripada digitalisasi
20 Mei 2024 20:02
Pj Gubernur Jatim tegaskan komitmen cetak ASN unggul berkualitas
23 Februari 2024 19:46
Gubernur Khofifah luncurkan gerakan "ASN Dahar Ngopi"
15 September 2023 21:24
Kepala BPSDM Perhubungan beri pedoman bagi 208 perwira transportasi
26 Agustus 2023 20:35
BPSDM Jatim pertahankan predikat lembaga diklat terbaik
10 Agustus 2023 10:22
