Dindik Kediri Minta Sekolah Perhatikan Koneksi Komputer Saat UN SMP/Mts
Rabu, 22 April 2015 22:25 WIB
Kediri (Antara Jatim) - Dinas Pendidikan Kota Kediri, Jawa Timur, meminta pihak sekolah penyelenggara ujian nasional (UN) berbasis komputer tingkat sekolah menengah pertama (SMP) atau yang sederajat memperhatikan koneksi komputer, guna mencegah terjadinya masalah saat ujian berlangsung.
"Pengalaman saat ujian SMA/SMK terjadi masalah (koneksi jaringan komputer terganggu), kami minta saat ujian SMP, waktu malam (sebelum ujian) sinkronisasi harus betul optimal," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Siswanto di Kediri, Rabu.
Ia mengatakan, sudah meminta kepala sekolah yang di tempatnya akan memanfaatkan ujian nasional (UN) berbasis komputer untuk menyiapkan dengan maksimal persiapan ujian tersebut. Selain masalah komputer, juga diharapkan berbagai perangkatnya, sehingga saat ujian berlangsung bisa berjalan dengan lancar.
Siswanto mengatakan, di Kediri, terdapat sekitar 5 ribu pelajar tingkat SMP/MTs yang akan mengikuti UN. Mereka akan ujian di 28 sekolah yang sudah disiapkan. Dari jumlah itu, ada dua sekolah yang memanfaatkan teknologi komputer untuk UN.
Dua sekolah itu, kata dia, adalah SMPN 4 Kota Kediri dan MTsn 2 Kediri. Dua sekolah itu mengajukan diri untuk mengikuti UN berbasis komputer saat ujian berlangsung. Fasilitas di sekolah itu dirasa memadai, sehingga kepala sekolah memanfaatkan kebijakan pemerintah untuk menyertakan UN berbasis komputer.
Pihaknya mengatakan, saat ini anak-anak sudah persiapan untuk UN yang akan berlansung pada 4-7 Mei 2015. Dinas Pendidikan Kota Kediri juga sudah melakukan uji coba atau "try out" agar mereka siap mengikuti UN.
Siswanto mengatakan, uji coba itu dilakukan sampai tiga kali, dan hasilnya selalu ada peningkatan. Ia yakin, jika pelaksanaan UN nantinya bisa optimal, sehingga hasil UN juga bagus.
Tahun 2014, Siswanto mengatakan, seluruh pelajar SMP/MTS lulus, dan ia berharap hasil UN pada 2015 ini juga sama. Seluruh pelajar bisa lulus dan mereka bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan sesuai dengan keinginan mereka.
Ia juga meminta, anak-anak tidak memercayai adanya kunci jawaban yang beredar dan lebih yakin pada usaha sendiri. Ia meminta, mereka mengabaikan kunci jawaban itu, sebab belum bisa dipastikan kebenarannya.
"Yang diwaspadai adalah soal bocor, dan kami minta abaikan itu. Yang penting, konsentrasi untuk belajar, dan tetap 3B, belajar, berlatih, dan berdoa," ujarnya. (*)