Santri Al-Mubarok Pamekasan Meninggal Akibat DBD
Selasa, 10 Februari 2015 20:47 WIB
Pamekasan (Antara Jatim) - Seorang santri Pondok Pesantren Al-Mubarok, Desa Pakong, Kabupaten Pamekasan, Pulau Madura, Jawa Timur, meninggal dunia akibat terserang penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Menurut pengasuh pondok pesantren itu KH Muhni, Selasa, seorang santrinya meninggal dunia, karena penyakit yang dideritanya tidak segera diketahui.
"Santri saya itu meninggal beberapa hari lalu, dan tidak segera diobati karena dianggap panas biasa," terang Husni kepada wartawan saat meliput aksi pengasapan oleh Dinas Kesehatan Pemkab Pamekasan di pondok itu, Selasa.
Ia menuturkan, santrinya yang meninggal dunia itu, sempat dirawat inap di RSUD dr Slamat Martodirjdjo Pamekasan, namun nyawanya tetap tidak tertolong, karena kondisinya sudah parah.
Kasi Penanggulangan Penyakit Dinkes Pamekasan Rifki Syamlan menjelaskan, penyakit demam berdarah di Pamekasan saat ini memang tergolong mengkhawatirkan.
"Kabupaten Pamekasan ini kan sudah termasuk darurat demam berdarah dan telah ditetapkan oleh Dinkes Provinsi Jatim dalam status kejadian luar biasa bersama 21 kabupaten/kota lainnya di Jawa Timur," katanya.
Selain masyarakat umum, kata dia, warga yang banyak terserang DBD juga para santri di berbagai pondok pesantren.
Menurut Rifki, pondok pesantren Al-Mubarok ini merupakan salah satu pondok pesantren di Pamekasan yang menjadi sasaran program pengasapan Dinkes Pamekasan karena santrinya ada yang terserang DBD.
Pondok pesantren lain yang juga telah dilakukan pengasapan adalah Pondok Pesantren Al-Hamidy dan Pondok Pesantren Banyuanyar Barat di Kecamatan Palengaan.
Jumlah warga Pamekasan yang terdata menderita demam berdarah dengue (DBD) higga saat ini mencapai 254 orang. Mereka tersebar di hampir semua kecamatan di Kabupaten Pamekasan.
Selain DBD, jenis penyakit lain yang juga banyak menyerang warga akibat gigitan nyamuk itu adalah penyakit cikungunya.
Jenis penyakit ini, dilaporkan menyerang warga di Dusun Daporah, Dea Gagah, Kecamatan Kadur, Pamekasan beberapa hari lalu.
Berbeda dengan DBD, cikungunya tidak termasuk jenis penyakit yang mematikan, meski penyebabnya sama-sama akibat gigitan nyamuk. (*)