Gulai Kikil "Mbah Buk" Yang Empuk
Jumat, 6 Februari 2015 7:01 WIB
Tuban (Antara Jatim) - Menyantap menu gulai kikil Kambing dengan nyaman, karena empuk dan lezat bisa diperoleh di warung Siti Khoiriyah (65), di Desa Mulyoagung, Kecamatan Singahan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Terbilang nyaman, sebab lokasi warung gulai Kikil Kambing Siti Khoiriyah, yang biasa dipanggil Mbah Buk, di tepi jalan raya Kecamatan Singahan, yang relatif sepi dari kendaraan bermotor.
"Saya berjualan gulai Kikil Kambing sejak 1984. Lokasi berjualan saya ya di sini," jelas Siti Khoiriyah, pekan lalu.
Terbilang empuk daging Kikil Kambing masakan Mbah Buk, sebab untuk menyantapnya tidak membutuhkan energi yang kuat, karena alot sebagaimana banyak dijumpai di pedagang kikil yang selama ini ada.
"Saya paling suka makan kikil kambing ya di sini, sebab empuk," kata seorang warga Bojonegoro Abdul Manan Yacub, ketika bersama sejumlah teman-temannya menyantap menu Kikil Kambing Mbah Buk.
Menurut dia, empuknya Kikil Kambing masakan Mbah Buk pernah menjadi bahasan dan tebak-tebakan anggota keluarganya, yang biasa makan di warung itu, untuk mencari tahu bagaimana cara memasaknya.
"Kalau anak saya memperkirakan memasaknya cukup lama dengan kayu jati, sebab warung ini dekat kawasan hutan jati. Tapi kalau ingin jelas ya tanyakan langsung kepada Mbah Buk," tutur Manan.
"Saya memasak kikil kambing agar empuk minimal delapan jam, dengan bahan bakar kayu jati, sebab harga kayu bakar di sini murah," jelas Siti Khoiriyah.
Oleh karena itu, menurut dia, menu Kikil Kambing yang dijual merupakan menu masakan yang dimasak kemarin, begitu seterusnya."Saya harus selalu memiliki stok masakan Kikil Kambing, minimal empat kaki kambing per harinya," jelasnya.
Namun, ia mengaku pernah kesulitan ketika mendapatkan pesanan sebuah perusahaan besar di Tuban, dengan jumlah menu gulai Kikil Kambing sebanyak 250 porsi."Saya hanya mampu menyanyikan 15 porsi.
"Itupun sudah saya campur dengan Kikil Sapi, padahal seluruh pasar di Tuban, Bojonegoro dan Lamongan, setiap ada Kikil Kambing saya beli," ujarnya.
Mengenai pembeli di warungnya, menurut dia, tidak hanya lokal Tuban, tapi juga Bojonegoro juga daerah lainnya, bahkan menu masakannya itu juga dibawa ke Jakarta atau ke kota lainnya.
"Satu porsi menu Kikil Kambing saya Rp30 ribu (tiga potong kikil), belum termasuk harga nasi, juga minum," jelasnya.
Meski menu andalannya gulai Kikil Kambing, ia juga menyiapkan menu makanan yang lainya, di antaranya, satai kambing dengan harga Rp20.000/10 tusuk, juga asem-asem Kikil Kambing.
"Saya setiap hari berjualan tidak pernah tutup. Soal bahan Kikil Kambing mudah diperoleh di pasar di Tuban," ucapnya. (*) .