Menu nasi sayur lodeh dengan lauk ayam panggang yang menjadi menu khas warung milik Yang Tayik (88), di Kelurahan Banjarjo, Kecamatan Kota, Bojonegoro, Jawa Timur, sulit dicari bandingannya. Bukan cuma sayur lodeh Yang Tayik, tapi juga kare ayam menjadi favorit pelanggannya, selain memiliki keistimewaan bahan, juga dilengkapi dengan sambal cos (sambal urap kelapa muda yang diproses dengan cara dipanaskan dengan genteng). "Menu makanan di warung kami untuk bahannya semua yang membeli di pasar nenek (Yang Tayik). Kalau saya hanya sekadar menjual makanan yang sudah matang," ucap Yuntia (31), cucu Yang Tayik, di warung setempat. Ia menjelaskan neneknya sudah sekitar setahun tidak berjualan di warung, juga tidak memasak makanan, karena faktor usia, sehingga di rumah yang memasak anaknya Katipah (47), yang juga ibunya. "Nenek berdagang makanan ini sejak 1954. Belajar memasak menu ini secara otodidak, tapi sekarang yang memasak ibu saya," jelas dia. "Saya sejak masih kecil sudah berjualan keliling kampung, bahkan ketika banjir juga tetap berjualan," jelas Yang Tayik, suatu ketika. Mengapa harus Yang Tayik yang membeli bahan?. Menurut Yuntia, neneknya itu tidak ingin masakan yang dijual di warungnya itu, bahannya tidak memenuhi standar sesuai yang ditentukan Yang Tayik. Ia memberikan contoh untuk memperoleh cabai rawit merah, atau lompong hijau, yang dilakukan neneknya harus memilih sendiri satu persatu, tidak diserahkan penjualnya. "Untuk membeli cabai saja ya butuh waktu lama, sebab dipilih satu persatu oleh nenek," ujarnya. Begitu pula, lanjutnya, proses pemilihan kelapa muda yang akan dimanfaatkan untuk sambal cos, juga harus dengan standar tertentu. Bahkan, neneknya sendiri yang harus membersihkan kulit kelapa, dan mencuci sampai bersih. "Nenek kemudian kembali lagi ke pasar untuk memarutkan kelapa muda tadi, yang biasanya kebutuhannya dua butir/hari. Untuk kelapa saja harus pulang pergi dua kali ke pasar," paparnya. Termasuk, lanjutnya, dalam membeli ayam juga harus dengan usia tertentu, kalau jago standarnya "lancur" dan kalau betina harus yang belum pernah bertelur. "Ya supaya daging ayamnya empuk dan gurih," ucapnya. Di warung setempat, pembeli bisa memilih menu pokok yaitu nasi atau lontong dengan sayur lodeh ayam panggang atau kare, dengan pelengkap wajib sambal cos, juga oseng-oseng cabai hijau, dan mie. Selain itu, juga ada pelengkap pilihan tempe atau rempeyek yang harga menu sajian makanan pokok rata-rata Rp15.000/porsi. "Sambal cosnya Yang Tayik ini membuat orang ketagihan," ucap seorang pembeli asal Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, Bojonegoro, Haji Budi Suprayitno. Meskipun warungnya tergolong sempit hanya berukuran sekitar 4X3 meter, tetapi warung Yang Tayik selalu dipenuhi pembeli, bahkan pembeli rela antre dengan duduk di trotoar di depan warung. "Pembeli di warung kami tidak hanya lokal, tapi juga Tuban, juga dari Surabaya dan Jakarta, ketika berkunjung ke keluarganya di Bojonegoro," ungkap Yuntia. (*)
Lezatnya Ayam Panggang Sambal Cos "Yang Tayik"
Jumat, 26 Desember 2014 9:40 WIB