Malang (Antara Jatim) - Ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Malang, Jawa Timur, memblokade ruas jalan poros di kota itu, sehingga arus lalu lintas di kawasan perempatan Rajabally, DPRD dan Balai Kota Malang, macet total, Rabu. Blokade jalan yang dilakukan ratusan mahasiswa gabungan dari berbagai organisasi di kampus itu sebagai wujud kekecewaan atas kebijakan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) yang menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi . Ratusan mahasiswa yang memblokade perempatan Rajabally dan kawasan Balai Kota serta Gedung DPRD Kota Malang itu adalah mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), LMND, KAMMI, SMART, dan sejumlah elemen mahasiswa lainnya. Koordinator aksi BEM UMM, Hendra Sapri mengatakan, demonstrasi tersebut dilakukan untuk memprotes kenaikan harga BBM, sebab kenaikan BBM berdampak signifikan terhadap harga kebutuhan pokok di pasaran. "Pemerintah berdalih menaikkan harga BBM karena ingin menutup defisit APBN, padahal saat ini angka kemiskinan di Indonesia masih mendominasi," ujar Hendra. Menurut dia, sebenarnya ada banyak cara yang bisa dilakukan pemerintah tanpa harus menaikkan harga BBM, yakni menaikkan pajak mobil pribadi dan pajak progresif. Dan, pemerintah juga harus mewajibkan mobil pribadi untuk menggunakan Pertamax serta mengurangi angka penjualan mobil dan motor. Ia menegaskan jika tuntutan mahasiswa untuk menurunkan harga BBM tidak dikabulkan oleh pemerintah, mahasiwa akan terus melakukan unjuk rasa dengan jumlah massa yang lebih banyak lagi. "Ini baru aksi awal, kalau harga BBM tetap tidak turun, kita akan terus melakukan aksi sampai harga BBM diturunkan," tegasnya. Sementara Korlap Aliansi Mahasiswa Malang (AMN), Nano menyatakan kebijakan menaikkan harga BBM merupakan kebijakan penindas rakyat. Dalih rezim Jokowi-JK bahwasanya subsidi BBM dinikmati orang kaya merupakan pernyataan yang menyesatkan karena lebih dari 68 persen pengguna BBM bersubsidi adalam sepeda motor yang merupakan moda transportasi utama bagi pekerja. Ratusan massa gabungan dari berbagai elemen mahasiswa itu mengakhiri unjuk rasanya di kawasan Gedung DPRD Kota Malang dengan ikrar sumpah mahasiswa Indonesia. Salah seorang mahasiswa, maju ke depan barisan untuk memimpin ikrar itu. Ikrar mahasiswa itu adalah "Kami mahasiswa Indonesia bersumpah, bertanah air satu, tanah air tanpa penindasan. Kami mahasiswa Indonesia bersumpah, berbangsa satu, bangsa yang gandrung akan keadilan, kami mahasiswa Indonesia bersumpah, berbahasa satu, bahasa tanpa kebohongan." Usai mengucapkan sumpah dan ikrar, massa membubarkan diri dengan tertib dan kembali ke kampus masing-masing.(*)
Mahasiswa Blokade Ancam Jalan Poros Kota Malang
Rabu, 19 November 2014 15:53 WIB