Puluhan Warga Tulungagung Keracunan Jenang Sumsum
Rabu, 14 Mei 2014 22:26 WIB
Tulungagung (Antara Jatim) - Puluhan warga dua desa di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mengalami keracunan masal, diduga akibat mengonsumsi makanan tradisional jenang sumsum (sejenis bubur tepung) yang dijual warga setempat, sehari sebelumnya (Selasa, 13/5).
Antara di Tulungagung, Rabu, melaporkan, kasus keracunan masal mulai terdeteksi masuk Puskesmas Kauman sejak Selasa (13/5) malam dan terus berlanjut hingga Rabu petang dengan jumlah korban mencapai 24 orang lebih.
"Itu berdasar data pasien masuk dan menjalani rawat inap di puskesmas kami, satu orang dirujuk ke RSI (Rumah Sakit Islam) Tulungagung karena kondisinya memburuk akibat faktor usia," kata Kepala Puskesmas Kauman, dr Didik Nusantroro ketika dikonfirmasi di sela perawatan para pasien.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Didik mengonfirmasi keseluruhan pasien yang kini menjalani perawatan intensif dalam kondisi stabil, setelah tim medis memberi sejumlah terapi obat injeksi untuk meredakan efek racun yang telah merasuk dalam aliran darah para pasien.
"Hasil pemeriksaan sementara dan keterangan pasien dan keluarga pasien, mereka mengalami efek keracunan setelah mengonsumsi makanan jenang sumsum, sekitar sehari sebelumnya," katanya.
Selain dirawat di Puskesmas Kauman dan RSI Tulungagung, dua korban keracunan lain juga menjalani perawatan intensif di RS Bhayangkara, Tulungagung.
Para korban semuanya berasal dari dua desa yang bersebelahan, yakni Desa Kates dan Banaran, Kecamatan Kauman. Jumlah korban keracunan paling banyak dialami warga Desa Kates (18 orang), sementara yang berasal dari Desa Banaran tercatat sebanyak enam (6) orang.
Satu di antara pasien yang kini dirawat di Puskesmas Kauman masih balita dengan usia sekitar enam bulan, namun kondisinya kini sudah membaik setelah sempat mengalami kejang dan diare.
Menurut keterangan sejumlah pasien, mereka mulai merasakan demam tinggi pada Selasa (13/5) malam, atau sekitar 12 jam setelah pagi atau siang harinya mengonsumsi jenang sumsum yang dijual nenek Indun (60), istri mantan perangkat Desa Kates.
Makanan tradisional sejenis bubur dari tepung yang dimakan menggunakan kuah cairan gula manis dan santan kelapa itu dijual di depan rumah Indun di Desa Kates dan sebagian dipasarkan secara keliling oleh Sulis hingga ke Desa Banaran yang lokasinya bersebelahan.
Menurut keterangan Katiran (65), salah satu korban asal Desa Banaran, ia tak merasakan hal aneh saat pertama kali mengonsumsi jenang sumsum yang dijual Sulis. Namun, pada malam harinya, tiba-tiba tubuhnya mengalami demam tinggi (panas hingga suhu tubuh 39 derajat celcius) disertai muntah dan diare berkali-kali.
Kondisi yang terus memburuk membuat keluarga membawa Katiran ke mantri kesehatan desa, namun tidak kunjung membaik sehingga pada Rabu siang kakek berusia 65 tahun ini dilarikan ke Puskesmas Kauman untuk menjalani perawatan intensif.
Kronologis kurang lebih serupa dialami puluhan pasien lain yang berdatangan menuju Puskesmas Kauman, mulai Rabu siang sekitar pukul 12.30 WIB hingga 19.00 WIB.
Kapolsek Kauman AKP Mahfud yang memantau langsung penanganan korban keracunan masal di Puskesmas Kauman menyatakan pihaknya telah mengambil sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan, serta sisa bahan baku pembuatan jenang sumsum yang dibuat nenek Indun.
"Semua barang bukti yang diperlukan untuk kepentingan penyelidikan telah kami amankan, untuk selanjutnya diteliti di Puslabfor Polri di Polda Jatim," katanya. (*)