PAN Jatim Siapkan 95 Ribu Saksi Pemilu
Selasa, 28 Januari 2014 19:41 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Dewan Pimpinan Wilayah Partai Amanat Nasional (PAN) Jawa Timur menyiapkan sekitar 95 ribu lebih saksi untuk menjaga dan meminimalisasi hilangnya suara pada Pemilihan Umum Legislatif yang berlangsung 9 April 2014.
"Jumlah saksi yang disiapkan hingga saat ini mencapai 95.590 orang. Artinya, setiap satu tempat pemungutan suara (TPS) ada saksinya sendiri-sendiri," ujar Sekretaris DPW PAN Jatim, Kuswiyanto, kepada wartawan di Surabaya, Selasa.
Ia merinci, jumlah tersebut berdasarkan banyaknya tempat pemungutan suara (TPS) yang mencapai 86.386 unit, 8.501 di tingkat panitia pemungutan suara (PPS), dan di tingkat panitia pemilihan kecamatan (PPK) yang jumlahnya 664.
Tidak itu saja, PAN juga menempatkan saksinya di 38 Komisi Pemilihan Umum (KPU) tingkat Kabupaten/Kota, serta seorang saksi di KPU tingkat Provinsi Jawa Timur.
"Kami bukannya tidak percaya dengan penyelenggara Pemilu, baik KPU maupun Badan Pengawas Pemilu, atau relawan-relawan dan lembaga independen pemantau Pemilu. Tapi, ini untuk mengantisipasi dan proses penghitungan suara," kata dia.
Pihaknya bahkan mengaku sangat yakin Pemilu Legislatif maupun Pemilu Presiden yang digelar tiga bulan setelahnya, akan berjalan lancar dan pengawasan yang sangat ketat dari Bawaslu.
"Kalau bisa Pemilu akan datang, partai politik sudah tidak menggunakan saksi karena lembaga penyelenggara Pemilu sudah sangat berkualitas. Semoga ke depan menjadi semakin baik dan dipercaya," kata Ketua Fraksi PAN di DPRD Jatim tersebut.
Sementara itu, di lain pihak, sebagai upaya pengawasan, Bawaslu Jatim menggandeng sekitar sejuta relawan dari kalangan pelajar, mahasiswa, santri, dan masarakat umum untuk bersama-sama mengawasi jalannya pesta demokrasi yang akan berlangsung pada April dan Juli 2014.
"Pemilu merupakan hak seluruh masyarakat. Karenanya setiap warga negara berhak ikut serta melakukan kontrol melalui mekanisme pengawasan yang sudah diatur dalam Undang-Undang," kata Ketua Bawaslu Jatim, Sufyanto.
Mantan dosen Universitas Muhammadiyah Gresik tersebut menjelaskan, program sejuta relawan pengawas pemilu itu, selain memberikan pendidikan politik dan demokrasi, juga meningkatkan partisipasi pemilih pemula pada pemilu mendatang.
Pertimbangan lainnya, lanjut dia, jumlah pengawas pemilu, baik dari sisi sumber daya manusia maupun sisi anggaran sangat terbatas. Padahal yang harus diawasi sangat luas.(*)