Melepas Lelah di Monumen Gubernur Suryo Ngawi
Jumat, 13 Desember 2013 13:23 WIB
Ngawi (Antara Jatim) - Merasa lelah saat perjalanan berkendara di jalur Surabaya-Madiun-Solo yang memakan waktu belasan jam? Singgah saja di Taman Wisata Monumen Gubernur Suryo yang menawarkan pesona wisata alam sejuknya hutan jati.
Taman Wisata Monumen Gubernur Suryo terletak di Jalan Raya Ngawi-Solo Kilometer 19, tepatnya di Desa Pelanglor Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Atau, sekitar 20 kilometer arah barat dari Kota Ngawi.
Taman wisata tersebut berada di area hutan jati milik Perhutani KPH Ngawi seluas 32 hektare, namun baru dimaksimalkan sekitar 8 hektare. Karena itu, wana wisata ini dikelola oleh KPH Ngawi.
Awalnya, Taman Wisata Monumen Gubernur Suryo hanya merupakan sebuah monumen yang dibangun untuk mengenang jasa Gubernur pertama Jawa Timur, Raden Mas Tumenggung Aryo Soerjo. Beliau wafat karena dibunuh dan dibantai oleh komunis pada zaman pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948 di hutan Ngawi tersebut.
Sehingga, lokasi itu merupakan tempat bersejarah yang layak dipelihara untuk diketahui dan dilestarikan nilai-nilai kepahlawanannya bagi generasi bangsa. Monumen itu dibangun pada tahun 1975.
Seiring berkembangnya waktu, kini lokasi Taman Wisata Monumen Gubernur Suryo telah dilengkapi dengan sejumlah fasilitas pendukung yang nyaman.
Berbagai fasilitas tersebut di antaranya adalah bangunan pendopo untuk beristirahat, taman bermain anak-anak, musala, toilet, kios-kios tempat penjualan makanan dan cendera mata. Selain itu juga terdapat taman burung serta tempat pembibitan jati dan pohon lainnya yang dikelola oleh Perhutani KPH Ngawi. Seperti bibit pohon Sawo Kecik, Citradora, Cendana, dan Sono.
Karena lokasinya yang berada di jalur utama Surabaya-Solo, maka Monumen Suryo cukup ramai dikunjungi orang. Mereka itu ada yang memang wisatawan, sengaja mengunjungi Monumen Suryo untuk berwisata. Namun, ada pula pengguna jalan yang sekadar beristirahat sejenak setelah lelah menempuh perjalanan panjang.
Saat berada di lokasi tersebut, pengunjung akan disuguhkan dengan panorama hutan jati yang asri. Suasana rindang pepohonan dipadu apik dengan taman tanaman hias yang ada di sekitar bangunan utama yakni monumen patung setinggi 10 meter lebih.
"Sini banyak yang datang, gratis soalnya. Apalagi kalau hari Minggu. Biasanya adalah rombongan keluarga yang senang mengantarkan anaknya melihat taman burung sambil beristirahat," ujar seorang penjual makanan di kios setempat, Suparno.
Adapun, makanan yang tersedia di sejumlah kios tersebut cukup bervariasi. Seperti bakso, mi ayam, nasi soto, nasi rawon, rames, nasi pecel, dan lainnya. Untuk minuman, selain biasa seperti es teh dan kopi, terdapat juga es degan atau kelapa muda.
"Es kelapa muda menjadi andalan di sini. Apalagi saat musim arus mudik dan balik lebaran. Banyak yang singgah di jalur ini," terang dia.
Kerja sama Pemda dan Perhutani
Untuk memaksimalkan pengelolaan Taman Wisata Monumen Gubernur Suryo, Pemeritah Kabupaten Ngawi akan bekerja sama dengan Perhutani KPH Ngawi dalam waktu dekat.
"Rintisan nota kesepakatannya sudah ada. Diharapkan tahun depan kerja sama tersebut dapat terwujud," ujar Kepala Seksi Promosi Wisata, Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Ngawi, Warsito.
Menurut dia, selama ini pengelolaan Taman Wisata Monumen Gubernur Suryo dilakukan sendiri oleh KPH Ngawi. Diharapkan dengan dibantu Pemkab Ngawi, ke depan keberadaan taman wisata sejarah tersebut akan lebih baik.
"Sejumlah dana dari pusat sudah dialokasikan untuk pembagunan fasilitas di lokasi tersebut. Hanya saja, saya lupa berapa besarannya. yang pasti tahun depan terealisasi," tutur Warsito.
Ia menjelaskan, untuk mendongkrak pamor Taman Wisata Monumen Gubernur Suryo, pihaknya giat melakukan promosi. Di antaranya dengan membuat pamflet wisata, brosur wisata, dan promosi di website resmi milik pemerintah daerah setempat.
Selain itu, juga menggelar ajang tahunan berupa gerak jalan dengan rute Monumen Suryo-Kota Ngawi yang dilakukan bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan. Pesertanya adalah siswa SMP/SMA dan karyawan kantor pemerintahan di seluruh Ngawi.
Warsito menambahkan, Ngawi memiliki potensi wisata alam dan juga wisata sejarah atau budaya yang cukup banyak. Untuk wisata alam, Ngawi memiliki Air Terjun Srambang, Kebun Teh dan Taman Wisata Jamus, serta lainnya. Sedangkan potensi wisata sejarah atau budaya antara lain, tradisi Keduk Beji Tawun, Benteng Pendem, Situs Trinil, Monumen Suryo, serta Situs Radjiman Wedyodiningrat.
Meski terkendala dana dan infrastruktur, pihaknya terus berupaya untuk mengembangkan potensi tersebut untuk menjadi unggulan daerah setempat. (*)