Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Kota Surabaya meminta kepada pemerintah pusat terkait dengan keringanan pembiayaan rencana mengembangkan "Mass Rappit Transportasion" (MRT) atau angkutan massal cepat berupa monorel dan trem. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Kamis, mengatakan dua proyek itu harus dikaji secara mendalam, misalnya yang dibantu pemerintah pusat adalah trem saja, maka mulai sekarang ia harus memperhatikan lagi daya tarik investasinya. "Mungkin saja, kemarin investor tertarik karena ada dua. Makanya, untuk detailnya baru akan kita bicarakan nanti," katanya. Ia menyebutkan terkait rencana pembangunan monorel dan trem sebenarnya sudah banyak investor yang tertarik. Baik itu yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. "Nama-nama investornya saya tidak hapal. Karena saya bukan panitia lelangnya," kata Mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeko) ini. Risma menegaskan, dalam rencana pembangunan MRT masalah investais mendapat perhatian serius dari pemerintah kota. Jika tidak, maka tidak menutup kemungkinan akan mengurangi minat investor. "Untuk mulai pembangunanya sebenarnya kita berharap tahun ini. Tapi Bappenas (Badan Perencaan Pembangunan Nasional) kok gak itu. Tidak menutup kemungkinan kita akan langsung tender saja," katanya. Kabag Kerjasama Pemkot Surabaya, Ifron Hady Susanto, sebelumnya menuturkan, rencana pemerintah kota (pemkot) Surabaya, mengembangkan angkutan massa cepat berupa monorel dan trem mendapatkan apresiasi positif dari pihak World Bank (Bank Dunia). Apresiasi positif tersebut disampaikan oleh utusan World Bank perwakilan Asia Pasifik, saat berkunjung ke Balai Kota Surabaya, Kamis (19/9). Ifron mengatakan, kedatangan pihak World Bank ke Surabaya untuk mengetahui perkembangan pembangunan sistem transportasi massal. Termasuk mendiskusikan tentang kendala apa saja yang dihadapi Pemkot Surabaya dalam realisasi pembangunan trem dan monorel. "Mereka ingin lihat perkembangan dan meminta bu wali menyampaikan apa saja problem yang mau diselesaikan. World Bank akan terus memantau perkembangannya karena ini kan proyek besar," katanya. Menurut Ifron, pihak World Bank sudah sejak awal memberikan perhatian dengan aktif membantu untuk menyempurnakan "Fasibility Study" (FS) atau study kelayakan pembangunan trem dan monorel. Mengingat rencana penggunaan monorel dan trem merupakan yang pertama kali bagi pemkot Surabaya. "Sejak awal mereka perhatian dengan terus melakukan pendampingan. Karena monorel dan trem kan asing bagi kita," katanya.(*)