Konvoi Pesilat PSHT Terlibat Bentrok Dengan Warga
Selasa, 5 November 2013 19:32 WIB
Madiun (Antara Jatim) - Konvoi pesilat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) terlibat bentrok dengan warga di Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Jatim, dalam perjalanan pulang seusai ziarah Suroan hingga membuat seorang terluka akibat terkena lemparan batu, Selasa.
Korban luka adalah, Muhammad Akbar (16), warga Pangkur, Kabupaten Ngawi. Korban mengalami luka di bagian kepala dan sempat menjalani perawatan di Klinik Bhayangkara, Kota Madiun.
"Saat itu saya dan rombongan hendak pulang ke Ngawi seusai nyekar. Tiba-tiba di lokasi ada aksi saling lempar batu dan mengenai saya. Kira-kira rombongan saya ada 50 orang," ujar Muhammad Akbar kepada wartawan.
Ia mengaku tidak tahu siapa yang menyulut emosi terlebih dahulu, sebab kejadiannya sangat cepat dan tiba-tiba saja batu sudah dilempar.
Polisi yang berpatroli langsung mengamankan kawasan sekitar. Massa yang sedang konvoi diminta melanjutkan perjalanan pulangnya ke arah Kabupaten Ngawi.
Warga sekitar Jalan Yos Sudarso, Erwin, mengatakan, dirinya melihat dari rumah ada iring-irangan motor dari arah selatan. Sampai di depan Gang Rukun, jalan setempat, rombongan tersebut berhenti dan melempari rumah warga dengan batu.
"Warga yang tidak terima dengan aksi tersebut kemudian membalasnya dan melempari batu juga. Sejumlah atap dan kaca rumah warga ada yang pecah," kata dia.
Polisi yang datang ke lokasi kejadian langsung mengamankan situasi untuk mencegah terjadinya tawuran massal. Hingga kini belum ada keterangan resmi dari kepolisian setempat terkait kejadian tersebut. Padahal, sebelumnya Kapolda Jatim Inspektur Jenderal Polisi Unggung Cahyono telah melarang konvoi anggota perguruan silat yang melibatkan massa.
Sementara, Unggung membenarkan tidak mengeluarkan izin konvoi yang melibatkan 20 ribu orang yang diajukan koordinator lapangan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Alasannya, massa sebanyak itu akan mudah memancing keributan.
"Apalagi dengan mengendarai sepeda motor berknalpot "brong" atau "racing". Warga akan terganggu dan polisi juga akan sulit mengendalikannya," ungkap Irjen Polisi Unggung seusai apel pengamanan 1 Muharam di Madiun.
Pihaknya tetap akan mengedepankan upaya preventif dan simpatik. Namun, jika memang ada yang anarkis, maka akan ditindak tegas. (*)