Wagub Jatim: Jangan Tergiur Pangan Produk Impor
Kamis, 27 Juni 2013 19:16 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengimbau kepada masyarakat untuk tidak tergiur dengan produk impor, khususnya pada bahan pangan karena negara ini memiliki hasil pertanian berkualitas unggul.
"Sebagai negara besar, Indonesia harus menguasai pangan. Apalagi ini negara agraris yang bertanah subur," ujarnya di sela pembukaan Pameran Industri Bahari 2013, Surabaya Agribusiness Matching-Expo 2013, Pameran Produk Unggulan Daerah 2013, dan Hari Krida Pertanian ke-41 Provinsi Jatim, di Grand City Surabaya, Kamis.
Pihaknya berharap warga tidak bergantung pada negara lain karena akan cepat mengalami keruntuhan dan akan didikte. Menurut dia, agar tidak tergantung pada impor, Jawa Timur harus mampu swasembada pangan.
"Semua bisa terjadi apabila ada dukungan dari semua pihak, seperti kerja keras petani, kebijakan pemerintah tepat, serta dukungan masyarakat yang mencintai produk dalam negeri atau masyarakat tidak tergiur dari omongan orang bahwa produk luar negeri mempunyai kualitas lebih baik," katanya.
Sebagai bentuk kepedulian, kata dia, Pemprov Jatim mengeluarkan Peraturan Gubernur tentang pelarangan masuknya bahan pangan impor. Selain itu, agar para petani mau bekerja keras untuk menghasilkan produk yang unggul, pemerintah berusaha untuk meningkatkan nilai tukar petani, serta memfasilitas segala kebutuhan petani.
Di samping itu, lanjut dia, permasalahan pangan saat ini adalah lahan pertanian yang terus mengalami penyusutan, bahkan menurut data setiap tahun penyusutan mencapai 1.100 hektare, sedangkan jumlah penduduk terus bertambah.
"Yang jelas Pemprov Jatim berupaya meningkatkan hasil-hasil pertanian, sebab Jatim merupakan pemasok kebutuhan pangan nasional terbesar. Salah satu caranya dengan membuat kebijakan bidang pertanian yang tepat, didukung penggunaan bibit unggul, pupuk berkualitas, serta menggunakan teknologi modern agar generasi muda tergiur berkecimpung di dunia pertanian,ā€¯jelasnya.
Pihaknya berharap, dengan diadakannya berbagai pameran di bidang hasil-hasil sumber daya alam seperti perikanan dan kelautan, perkebunan, kehutanan, pertanian, dapat dijadikan sebagai panggung untuk memamerkan produk unggulan daerah, serta sebagai ajang bertemunya antara produsen dan pembeli.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas pertanian Provinsi Jawa Timur Wibowo Ekoputro mengatakan, Puncak Hari Krida Pertanian bermakna bahwa sebagai masyarakat yang hidup di negara agraris harus berbangga hati karena bisa menguasai bahan pangan.
"Semua harus mampu melestarikan budaya agraris agar tidak tergantung pada negara lain, dan memerdayakan para petani dalam arti luas agar tetap mau mengolah hasil-hasil sumber daya alam yang ada," katanya.
Ia menjelaskan, pertanian merupakan salah satu bidang pendukung Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur, yaitu sebesar 17 persen. Sementara penopang pangan terbesar di Indonesia utamanya padi, jagung dan kedelai.
Tidak hanya itu saja, pemerintah terus berupaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan petani, yaitu dengan cara pemakaian teknologi modern dan tepat guna, serta dengan menggalakkan produk pertanian olahan. (*)