P3A Bojonegoro Dampingi Lima Siswi Peserta UN
Selasa, 16 April 2013 19:02 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Pusat Perlindungan Perempuan dan Anak (P3A) Bojonegoro, Jatim, akan terus mendampingi lima siswi peserta ujian nasional (UN) yang diketahui hamil dengan memberikan bimbingan mental agar bisa menyelesaikan UN sampai rampung.
"Kami masih terus mendampingi lima siswi itu agar terus bisa mengikuti UN sampai rampung," kata salah seorang pengurus P3A Bojonegoro Ummu Hani, Sabtu.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) dan lembaga pendidikan tempat siswi itu untuk tetap memperbolehkan kelima siswi tersebut mengikuti UN.
Menurut dia, siswi hamil yang dilarang mengikuti UN berarti akan menghadapi permasalahan baru karena dikeluarkan dari sekolahan, selain permasalahan kehamilannya.
"Lebih jauh lagi berarti siswi itu tidak bisa memperoleh pendidikan yang menjadi haknya," ujarnya.
Ia hanya menyebutkan siswi yang hamil itu, bersekolah di sebuah SLTA di Kecamatan Purwosari dua siswi, Kecamatan Balen dua siswi dan Kecamatan Sugihwaras satu siswi.
Dimintai konfirmasi, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Bojonegoro Husnul Quluq mengaku belum menerima informasi secara langsung siswi peserta UN yang hamil.
Namun, lanjut dia, bagi siswi yang hamil tetap diperbolehkan mengikuti UN, sebab tidak ada ketentuan yang mengatur mengenai siswi hamil di dalam UN.
"Kalau ketentuannya tidak ada berarti siswi hamil diperbolehkan mengikuti UN," jelas dia.
Data di Disdik setempat, peserta UN negeri mapun swasta SMA sebanyak 4.865 siswa, MA 3.019 siswa, SMK 5.375 siswa dan kejar paket C `1.275 siswa.
Di antaranya peserta UN tersebut sebanyak 45 siswa tidak mengikuti UN dengan alasan mengundurkan diri dan sakit, sedangkan peserta UN kejar paket C yang tidak hadir dalam UN sebanyak 198 siswa.
Menurut Kasi Kesetaraan Bidang PNFI Disdik Bojonegoro Nandar sebanyak 198 siswa yang tidak hadir di dalam UN kejar paket C, di antaranya karena bekerja ke luar kota dan dilarang pimpinan perusahan tempatnya bekerja untuk mengikuti UN.
"Ada juga tiga siswi yang tidak mengikuti UN karena melahirkan," jelasnya. (*)