ITS-SEES Sepakat Kembangkan Industri Lampu LED
Senin, 8 April 2013 19:22 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya bersama PT Surya Energy Solution (SEES) sepakat untuk mengembangkan teknologi dari industri lampu LED (Light Emitting Diode) di Indonesia.
Kesepakatan kerja sama itu ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang dilakukan oleh Pembantu Rektor IV ITS Prof Dr Darminto dan Presiden Direktur PT SEES Ir Nizar Rachman MSc di Gedung Rektorat ITS Surabaya, Senin.
Dalam kerja sama yang berlaku selama lima tahun itu disepakati untuk dilakukan penelitian dan pengembangan industri lampu LED oleh para tenaga ahli dari ITS.
"Kerja sama ini menjadi kesempatan bagi ITS untuk bisa lebih mengaplikasikan hasil-hasil penelitian ke masyarakat. Selama ini, banyak hasil penelitian kita yang hanya berhenti sampai di laboratorium, belum teraplikasikan di masyarakat, padahal banyak yang bermanfaat," kata Darminto.
Di Indonesia sendiri, kata Darminto, masih jarang industri yang benar-benar memanfaatkan hasil-hasil penelitian laboratorium dari tenaga ahli lokal untuk pengembangan produknya. Masih banyak yang masih menggantungkan diri pada teknologi yang dikembangkan oleh luar negeri.
"Dengan adanya MoU seperti ini, kami harapkan bisa membantu industri kita lebih mandiri," ujar dosen Fisika ITS yang juga Ketua LPPM ITS Surabaya itu.
Sementara itu, Nizar Rachman mengungkapkan keinginannya untuk bisa mengembangkan industri LED di Indonesia dengan adanya partner profesional seperti ini. Selama ini, perusahaan yang dipimpinnya masih terbatas hanya melakukan perakitan pada produk lampu LED tersebut.
"Tapi, bahan bakunya masih diimpor dari mancanegara, seperti China atau Korea. Untuk perakitan LED sendiri, SEES yang berdiri sejak 2009 itu juga menggandeng SMK Negeri 3 Yogyakarta," katanya.
Bahkan, pihaknya juga sedang melakukan pendekatan ke sejumlah SMK di seluruh Indonesia, termasuk di Surabaya untuk membantu melakukan perakitan produk LED itu.
"Ke depan, kami berharap bisa juga menghasilkan sendiri bahan baku untuk produk LED itu. Untuk itu, kami sepakat menjalin kerja sama dengan ITS. Kami ingin membuat pabrik LED buatan Indonesia dan ingin bekerja sama dengan ITS untuk mewujudkan mimpi itu," katanya.
Pihaknya ingin menjadikan produk lampu LED 100 persen lokal Indonesia. Ia pun mengungkapkan bahwa dari hasil diskusi dengan ITS diketahui bahwa di Indonesia memang belum banyak atau belum ada kajian mendalam tentang LED.
"Ke depan, semua lampu di Indonesia akan diganti dengan teknologi LED, jadi peluang pasarnya masih sangat tinggi. Penggunaan lampu LED mampu membantu PLN untuk mengatasi kekurangan pasokan listrik di seluruh Indonesia tanpa membangun power plant baru," katanya.
Saat ini, SEES telah menguasai sekitar lima persen pangsa pasar LED di Indonesia atau bersaing dengan produsen lokal maupun asing lainnya dengan penjualan rata-rata 50-70 ribu item per bulan.
"Dari hasil kerja sama ini ke depannya diharapkan mampu meningkatkan pangsa pasarnya meningkat 20-25 persen. Kami ingin nantinya bisa menguasai produk LED ini dari mulai ujung satu ke ujung lainnya, semua merupakan produk kita sendiri," katanya.
Untuk mendirikan sebuah pabrik yang diproyeksikan bisa terealisasi 2-3 tahun itu membutuhkan investasi sekitar 10 juta dolar AS dan Surabaya merupakan salah satu lokasi yang dinilai cukup ideal untuk mendirikan pabrik itu dengan ITS sebagai "laboratorium"-nya. (*)