Bojonegoro (Antara Jatim) - Perolehan pengadaan Bulog Subdivre III Bojonegoro, Jatim, per 21 Maret mencapai lebih dari 21 ribu ton setara beras atau sekitar 20 persen dari prognosa pengadaan tahun ini yang ditetapkan sebesar 103 ribu ton setara beras. Kepala Bulog Subdivre III Bojonegoro Awaludin Iqbal, Kamis, mengatakan perolehan pengadaan, baik beras dan gabah masih akan terus meningkat sebab panen padi di Bojonegoro, Tuban dan Lamongan, belum mencapai puncaknya. "Puncak panen padi diperkirakan terjadi pada akhir Maret-April," ucapnya. Ia optimistis target pengadaan yang ditetapkan sebesar 103 ribu ton setara beras itu bisa tercapai, bahkan kemungkinan terlampaui. Saat ini, lanjutnya, pengadaan melibatkan 76 mitra kerja dari Bojonegoro, Tuban dan Lamongan, lima di antaranya gabungan kelompok tani (gapoktan) dengan kontrak mencapai 31,6 ribu ton setara beras. "Kalau kontrak kerja sudah terpenuhi, maka mitra kerja akan menjalin kontrak lagi, begitu seterusnya," ujarnya. Ia menjelaskan pemasukan pengadaan mulai meningkat dengan jumlah rata-rata sekitar 1.200 ton setara beras/hari sejak awal Maret lalu yang sebelumnya hanya sekitar 300 ton/hari. Ditanya mengenai dampak banjir, ia membenarkan produksi tanaman padi di tiga kabupaten di wilayah kerjanya akan berkurang, termasuk pengaruh serangan hama wereng. Menurut dia, berkurangnya produksi tanaman padi sangat minim dibandingkan dengan luas areal tanaman padi tertanam yang tidak terganggu banjir dan hama. "Kami memang tidak memiliki data riil luas areal tanaman padi tertanam. Tapi melihat gambaran yang ada, tanaman padi yang panen masih cukup luas," ujarnya. Ia menambahkan pembelian beras dan gabah dalam pengadaan tahun ini belum ada perubahan, tetap sama dengan harga tahun lalu yaitu beras Rp6.600 perkilogram dan gabah Rp4.200/kilogram gabah kering giling (KGK). "Harga gabah di tingkat petani saat ini masih normal sekitar Rp3.300/kilogram gabah kering panen (GKP)," ucapnya. (*)
Pengadaan Beras Bulog Bojonegoro 21 Ribu Ton
Kamis, 21 Maret 2013 20:07 WIB