Bulog Bojonegoro Baru Peroleh 6.000 Ton
Rabu, 27 Februari 2013 10:31 WIB
Bojonegoro - Bulog Subdivre III Bojonegoro pekan ini baru memperoleh sekitar 6.000 ton setara beras karena panen tanaman padi di wilayah kerjanya mulai Bojonegoro, Tuban dan Lamongan, masih minim.
"Panen tanaman padi sudah ada, tapi belum banyak. Perkiraan kami panen berlangsung secara merata mulai awal Maret hingga April," kata Kepala Bulog Subdivre III Bojonegoro Awaludin Iqbal, Rabu.
Ia menjelaskan perolehan pengadaan sekitar 6.000 ton setara beras itu masih rendah dibandingkan dengan target pengadaan tahun ini yang ditetapkan 103 ribu ton setara beras.
Apalagi, lanjut dia, mitra kerja yang terlibat dalam pengadaan yang sudah berjalan sejak Januari lalu baru 17 mitra kerja dengan pemasukan berkisar 200-300 ton setara beras/hari.
Sesuai pendataan yang dilakukan, jelas dia, mitra kerja di tiga kabupaten yang kemungkinan akan menjalin kontrak kerja dalam pengadaan sebanyak 133 mitra kerja dan 37 gabungan kelompok tani (gapoktan).
"Kemungkinan mitra kerja yang terlibat pengadaan masih akan bertambah," ucapnya.
Ia mengemukakan, kalau mitra kerja yang terlibat pengadaan bisa maksimal maka perolehan bisa mencapai 2.000 ton setara beras per harinya.
Oleh karena itu, ia optimistis, target pengadaan yang ditetapkan 103 ribu ton setara beras itu bisa tercapai, bahkan kemungkinan bisa terlampaui.
Mengenai dampak banjir luapan Bengawan Solo, ia membenarkan, produksi tanaman padi di tiga kabupaten di wilayah kerjanya akan berkurang.
Hanya saja, jelas dia, berkurangnya produksi dampak banjir sangat minim jika dibandingkan dengan luas areal tanaman padi tertanam yang tidak terganggu banjir pada musim hujan ini.
"Kami memang tidak memiliki data riil luas areal tanaman padi tertanam. Tapi melihat gambaran yang ada tanaman padi yang panen masih cukup luas," ujarnya.
Ia menambahkan, pembelian beras dan gabah dalam pengadaan tahun ini belum ada perubahan tetap sama dengan harga tahun lalu yaitu beras Rp6.600 per kilogram dan gabah Rp4.200/kilogram gabah kering giling (KGK).
"Mengenai kapasitas gudang yang penuh dalam pengadaan tahun lalu sudah mulai kosong karena ada pendistribusian beras ke berbagai wilayah di Indonesia," katanya.(*)