Pemkab Pacitan Belum Miliki Kajian Dampak Bencana
Selasa, 5 Februari 2013 15:33 WIB
Pacitan - Pemerintah Kabupaten Pacitan, Jawa Timur sejauh ini belum melakukan kajian mendalam atas potensi serta dampak bencana alam yang kerap melanda wilayah tersebut.
Pihak Badan Penelitian Pengembangan dan Statistik (Balitbangtik) Kabupaten Pacitan saat diklarifikasi mengenai hal ini, Selasa, beralasan faktor keterbatasan anggaran sebagai penyebab tidak segera dilakukannya kajian dimaksud.
"Butuh biaya tidak sedikit untuk melakukan kajian secara utuh dan menyeluruh, menyangkut dampak ekonomi, sosial, budaya, maupun lainnya. Kami belum ada anggaran untuk itu," jawan sekretaris Balitbangtik Pacitan, Wijianto.
Ia berdalih, kajian dampak bencana alam saat ini belum terlambat dilakukan Pemkab Pacitan, sebab, menurut dia dampak bencana alam baru mulai dirasakan masyarakat sejak tahun 2012.
Sebelumnya memang kerap terjadi bencana alam namun belum memiliki dampak signifikan sehingga bisa mengganggu keseimbangan sosio-ekonomi masyarakat.
Diungkapkan, penganggaran penelitian wilayah rawan bencana alam dimaksud rencananya baru akan disusulkan dalam perubahan anggaran keuangan (PAK) ABPD tahun 2013 mendatang, sementara penelitiannya baru dilakukan sekitar tahun 2014.
Wijianto menjelaskan, nilai anggaran yang diajukan mencapai Rp100 juta. Dana sebesar itu diajukan untuk melakukan penelitian di 12 kecamatan yang ada di Kabupaten Pacitan.
Penelitian meliputi bencana banjir, tanah gerak, gempa dan gelombang tsunami dengan melibatkan praktisi dan akademisi dari Institut Teknologi 10 November (ITS) Surabaya.
"Rencananya sekitar bulan Mei-Juni (2014). Salah satunya penelitian potensi ancaman gelombang tsunami dengan fokus di kawasan Teleng, Kecamatan Pacitan," jelasnya.
Belum dimilikinya hasil penelitian dan kajian dampak bencana alam sempat disayangkan sejumlah pihak.
Pasalnya, Pacitan termasuk daerah yang memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap setiap potensi bencana alam, mulai banjir, gempa, angin kencang, tsunami, maupun lainnya.
Pengalaman tahun 2007 dan 2010, kerugian mencapai miliaran rupiah dengan tingkat kerusakan cukup luas, mei=liputi pemukiman penduduk, lahan pertanian, maupun perkebunan.
Terakhir dalam rangkaian bencana alam selama kurun Januari 2013 saja kerugian ditaksir mencapao Rp3,5 miliar. Jumlah tersebut lebih besar dari pos anggaran tak terduga untuk penanganan bencana di APBD yang hanya Rp2,2 miliar.
karenanya, Ketua Komisi A DPRD Pacitan Setyo Rahardjo mendesak pemda untuk segera memiliki kajian-kajian dampak bencana alam lebih dulu.
"Sehingga langkah-langkah strategis dapat segera diambil. Paling tidak untuk meminimalisir dampak jatuhnya korban," tegasnya. (*)