Air Bengawan Solo Bojonegoro di Bawah Siaga
Sabtu, 26 Januari 2013 9:12 WIB
Bojonegoro - Permukaan air Bengawan Solo Bojonegoro, Jawa Timur, Sabtu, di bawah siaga banjir, bahkan sejumlah anak sungainya di daerah hilir Jatim yang memberikan tambahan debit air sungai terpanjang di Jawa itu kosong.
Kasi Operasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo, Mucharom, Sabtu, mengatakan, kondisi Bengawan Solo di daerah hilir Jatim, relatif aman atau di bawah siaga banjir, apalagi dari daerah hulu Jateng, juga Ngawi, tidak terjadi banjir.
Saat ini, jelas dia, ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro 11,85 meter pukul 08.00 WIB (siaga I - 13,00 meter ) dan di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer dari Kota Bojonegoro, dalam waktu yang bersamaan 25,77 meter (siaga I-28,00 meter), juga dibawah siaga banjir.
"Tidak ada laporan masuk data ketinggian air Bengawan Solo di Jurug Solo, Jateng dan Ngawi, yang berarti ketinggian airnya disana juga dibawah siaga banjir," jelasnya.
Meski demikian, ia menyatakan, pihaknya tetap mewaspadai kemungkinan ancaman banjir luapan Bengawan Solo dan anak sungainya di daerah hilir, dengan mempertimbangkan masih musim hujan.
"Paling tidak ancaman banjir masih mungkin terjadi hingga Februari," ucapnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, tiga buah pompa milik Dinas Pengairan Provinsi Jatim, yang masing-masing kapasitasnya 300 liter/detik, masih disiagakan, yang bisa bermanfaat untuk mengurangi genangan banjir di wilayah perkotaan.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Kasiyanto, juga menyatakan, kesiapsiagaan menghadapi ancaman banjir luapan Bengawan Solo dan anak sungainya, masih tetap dilakukan dengan membentuk posko bersama.
"Posko bersama yang melibatkan berbagai instansi terkait tidak hanya memantau ancaman banjir, tapi juga ancaman bencana lainnya," ucap Sekretaris BPBD MZ. Budi Mulyono, menegaskan.
Mengenai sejumlah rumah yang longsor di Kelurahan Jetak, Kecamatan Kota, Kasiyanto menjelaskan, sudah melaporkan tiga buah rumah longsor, dan sejumlah rumah lainnya terancam longsor kepada Balai Besar Bengawan Solo di Solo, Jateng.
"Perbaikan tebing longsor dibawah kewenangan Balai Besar Bengawan Solo," ujarnya.
Namun, lanjutnya, pemkab akan memberikan santunan uang kepada warga yang rumahnya longsor yang besarnya berkisar Rp2,5 juta-Rp5 juta/kepala keluarga (KK).
"Santuan uang bagi korban tanah longsog di bantaran Bengawan Solo itu, masih proses," ucapnya. (*)