Bojonegoro - Kerugian dampak banjir luapan Bengawan Solo di Bojonegoro, Jatim, dalam beberapa hari ini mencapai Rp10,219 miliar lebih dengan kerugian terbesar rusaknya tanaman padi seluas 5.793 hektare yang terendam air banjir di 13 kecamatan. "Besarnya kerugian dampak banjir Rp10,219 miliar itu hampir 60 persennya akibat rusaknya areal tanaman padi, sedangkan lainnya rusaknya pemukiman warga juga jalan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Kasiyanto, Rabu. Menurut dia, besarnya kerugian dampak banjir masih bertambah, sebab Kecamatan Baureno, belum melaporkan besarnya kerugian dampak banjir. Padahal, di sejumlah desa di Kecamatan Baureno, tanaman padi yang terendam air banjir luasnya mencapai 2.000 hektare lebih. Mengenai kerugian banjir itu, ia mengaku, tidak bisa merinci karena besarnya kerugian banjir luapan Bengawan Solo yang melanda di 13 kecamatan itu, sesuai laporan yang diterima dari kecamatan. Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro, Subekti, Rabu, menjelaskan, usia tanaman padi yang terendam air banjir mulai 30 hari hingga 70 hari. Akibat terendam air banjir, menurut dia, tanaman padi akan mengalami kerusakan mulai penurunan produksi hingga gagal panen, termasuk tanaman padi yang mati. Ia menjelaskan, perhitungan besarnya kerugian berdasarkan biaya yang dikeluarkan para petani, mulai biaya tanam hingga pemupukan, tapi tidak memperhitungkan kemungkinan tanaman padi yang terendam air banjir masih bisa panen para petani. "Perhitungan kerugian sesuai biaya yang sudah dikeluarkan petani berkisar Rp1,8 juta hingga Rp2 juta per hektarenya," jelasnya. (*)
Kerugian Banjir Bojonegoro Capai Rp10,219 Miliar
Rabu, 20 Februari 2013 14:35 WIB