Petani Bojonegoro Belum Tanam Padi setelah Banjir
Kamis, 28 Februari 2013 19:12 WIB
Bojonegoro - Sejumlah petani di Desa Mulyorejo, Bojonegoro, Jatim, yang gagal panen karena tanaman padinya terendam banjir luapan Bengawan Solo beberapa waktu lalu, belum menanam padi kembali.
"Saya belum bekerja kembali mengolah sawah karena menunggu kondisi ancaman banjir Bengawan Solo mereda," kata seorang petani Desa Mulyorejo, Kecamatan Balen, Kasnur (50), Kamis.
Ia menjelaskan, tanaman padinya seluas 0,75 hektare dengan biaya tanam sekitar Rp3 juta tidak bisa dipanen karena sudah berbuah ketika terendam air banjir Bengawan Solo.
"Tanaman padi saya itu terendam air banjir Bengawan Solo dua kali pada awal Januari dan pertengahan Februari. Karena ketika banjir yang kedua tanaman padi sudah berbuah, ya semuanya membusuk di sawah tidak bisa dipanen," jelas dia.
Hal serupa juga disampaikan petani lainnya di desa setempat, Muslikhan (34), yang mengaku tanaman padinya seluas 1,5 hektare juga gagal panen setelah terendam banjir luapan Bengawan Solo.
Menurut Kasnur dan Muslikhan, para petani di desanya dengan luas sawah sekitar 200 hektare juga mengalami nasib serupa tanaman padinya semuanya gagal panen.
"Para petani lainnya sama saja masih menunggu kondisi aman baru menebar benih padi lagi. Kalau perkiraan saya petani bisa mulai menanam lagi pertengahan Maret," jelas Kasnur.
Karena gagal panen, menurut Kasnur dibenarkan Muslikhan, para petani di desa setempat terpaksa menjual barang-barangnya untuk persiapan menanam padi kembali.
"Saya menjual sepeda motor laku Rp1,6 juta untuk persiapan menanam pagi," jelas Kasnur.
Baik Kasnur dan Muslikhan mengharapkan, pemkab memberikan bantuan kepada para petani di desanya, paling tidak bantuan benih tanaman padi.
"Tapi sampai saat ini kami belum pernah menerima bantuan benih padi," ucap Kasnur, dibenarkan Muslikhan.
Data di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, banjir luapan Bengawan Solo beberapa waktu lalu telah merendam 97 desa di 13 kecamatan, di antaranya di Kecamatan Balen, Kanor, Baureno, Kapas, Kota, Kalitidu, Trucuk dan Dander.
BPBD setempat memperkirakan kerugian banjir mencapai Rp11,068 miliar dengan kerugian terbesar akibat rusaknya tanaman padi seluas 4.104 hektare yang terendam air banjir.
"Kami mengusulkan kepada Menteri Pertanian agar para petani yang tanaman padinya gagal panen bisa memperoleh bantuan benih," kata Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro, Subekti. (*)