Banyuwangi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur memperingati hari jadinya yang ke-254 (Hari Jadi ke-254 Banyuwangi/Harjaba) dengan mengajak masyarakat meningkatkan solidaritas.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengemukakan untuk meningkatkan solidaritas masyarakat setempat pada momentum Harjaba ke-254 tahun 2025, salah satunya ucapan Harjaba yang biasanya berbentuk karangan bunga, mulai tahun ini diimbau dirupakan paket sembako untuk warga prasejahtera dan korban bencana.
"Kami juga mengajak ASN untuk berdonasi kepada saudara kita yang tertimpa bencana di Sumatera, alhamdulillah mendapat respons positif," kata Bupati Ipuk di Banyuwangi, Kamis.
Ia menyebutkan pada momentum Harjaba ke-254 yang jatuh pada 18 Desember 2025, tercatat lebih dari seribu paket sembako telah terkumpul.
Menurut Ipuk, paket sembako tersebut mulai terkumpul sejak 13 Desember hingga hari ini, dan pada hari ini pula kiriman paket sembako masih terus berdatangan.
"Harjaba sebagai momentum untuk mengingatkan kembali untuk terus bergandengan tangan, berkolaborasi untuk menghadapi masa depan," ujarnya.
Pada Hari Jadi Kabupaten Banyuwangi tahun ini, pemerintah daerah setempat menggelar sejumlah acara, mulai menggalang solidaritas untuk korban bencana, doa bersama, hingga penampilan aneka atraksi seni oleh anak-anak sekolah.
Peringatan Harjaba 2025 diawali dengan upacara yang dipimpin Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani sebagai inspektur upacara di halaman Pemkab Banyuwangi, dan peserta upacara terdiri atas budayawan, seniman, kalangan pelajar, tokoh agama, tokoh masyarakat hingga ojek daring.
Dalam upacara Harjaba ke-254 itu diawali dengan sendratari tentang sejarah berdirinya Banyuwangi yang ditandai dengan pertunjukan perang puputan bayu, yang dibawakan oleh puluhan siswa Sekolah Rakyat Banyuwangi.
Perang Puputan Bayu merupakan pertempuran heroik rakyat Banyuwangi melawan VOC pada 1771–1772, yang dipimpin Mas Rempeg Jagapati, keturunan Prabu Tawang Alun (Raja Kerajaan Blambangan).
Ratusan siswa SMP dan SMA juga menampilkan tari kolosal khas Banyuwangi, dan setelah upacara, Bupati Ipuk sarapan bersama dengan berbagai elemen masyarakat mulai tukang becak, dan ojek daring.
