Jakarta (ANTARA) - PT PLN (Persero) bekerja sama dengan Uni Eropa untuk mengembangkan proyek pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) pumped storage hydropower berskala besar di Sumatera Utara dan Jawa Timur.
Selain menggandeng Uni Eropa, PLN juga bekerja sama dengan KfW Development Bank, sebuah bank pembangunan dan investasi asal Jerman, dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI.
“Melalui kerja sama dengan berbagai mitra seperti Uni Eropa, KfW, dan PT SMI, PLN dapat mengakses berbagai potensi technical assistance yang memungkinkan PLN untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi dalam pengelolaan portofolio investasi menuju ekonomi rendah karbon,” ujar Direktur Keuangan PLN Sinthya Roesly, dikonfirmasi ANTARA dari Jakarta, Selasa.
Uni Eropa dan KfW memberikan bantuan teknis berupa penyusunan dokumen feasibility study untuk proyek Indonesia Sumatera Pumped Storage di Simalungun, Sumatera Utara dan Indonesia Grindulu Pumped Storage di Pacitan, Jawa Timur dengan total dukungan pendanaan persiapan proyek mencapai sekitar 6 juta euro atau sekitar Rp116,67 miliar.
Selain itu, PLN, PT SMI, dan KfW telah menandatangani Head of Agreement terkait bantuan teknis untuk pengembangan kedua proyek tersebut, menandai penguatan komitmen bersama dalam percepatan pembangunan infrastruktur EBT.
Kedua proyek ini akan berperan dalam memperkuat keandalan sistem ketenagalistrikan nasional sekaligus meningkatkan kapasitas energi terbarukan dalam jaringan PLN sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034.
“Transisi energi membutuhkan dukungan semua pihak dan memerlukan skema pembiayaan yang inovatif dan berkelanjutan,” kata dia.
Proyek Indonesia Sumatera Pumped Storage akan memanfaatkan Danau Toba sebagai waduk bawah dan membangun waduk atas dengan sistem bendungan cincin (ring dam). Investasi proyek ini mencapai sekitar 582 juta dolar AS atau sekitar Rp9,56 triliun.
Sementara itu, proyek Indonesia Grindulu Pumped Storage akan memiliki empat unit berkapasitas total 1.000 MW dengan estimasi investasi 1,08 miliar–1,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp18,10 triliun–Rp21,79 triliun.
Kedua proyek ini menjadi bagian dari paket pembiayaan Team Europe senilai 3,4 miliar euro atau sekitar Rp66,11 triliun yang difokuskan untuk mendukung program transisi energi Indonesia.
Perwakilan Uni Eropa untuk Indonesia Jerome Pons menegaskan, komitmen Uni Eropa dalam mendukung pembangunan infrastruktur energi bersih di Indonesia.
“Melalui inisiatif Global Gateway, Uni Eropa berkomitmen membantu Indonesia mengembangkan sistem tenaga listrik yang modern, tangguh, dan rendah emisi,” kata Pons.
