Harga Beras Di Bojonegoro Merangkak Naik
Rabu, 5 Desember 2012 14:11 WIB
Bojonegoro - Harga beras di Bojonegoro, Jawa Timur, sejak sepekan terakhir mulai merangkak naik sekitar Rp200/kilogram karena daerah setempat sudah tidak ada panenan lagi.
Seorang pedagang beras di Pasar Banjarjo, di Desa Banjarjo, Kecamatan Kota Sakip (60), Rabu, mengatakan beras yang beredar di pasaran saat ini hampir semuanya merupakan beras panenan kemarau lalu.
Bahkan, lanjut Sakip yang dibenarkan pedagang beras lainnya di pasar setempat Arif Rachmawan, beras yang masih tersimpan di petani semakin berkurang, karena sudah tidak ada panen sejak dua bulan terakhir.
"Biasanya saya bisa melakukan pembelian beras dari pedagang kecil lima ton beras per hari, tapi saat ini hanya bisa memperoleh berkisar dua sampai tiga ton per hari," kata Arif.
Ia juga mengaku mitra kerjanya juga pedagang beras di Pati, Jawa Tengah, yang memesan beras delapan ton, masih belum bisa dilayani, sebab kesulitan memperoleh beras.
Menurut Sakip bagi pedagang beras kenaikan harga beras Rp200/kilogram itu, bukan kenaikan yang bisa menyulitkan para pedagang.
"Berbeda kalau naiknya RP700 sampai Rp1.000/kilogram baru para pedagang waspada," ucapnya.
Apalagi, lanjut Sakip, harga beras akan kembali stabil, sebab tanaman padi di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo di sejumlah desa di Kecamatan Soko, Tuban, dalam waktu dekat ini mulai panen.
"Tanaman padi di Kecamatan Soko, Tuban sudah mulai berbuah, ya perhitungan saya sebentar lagi panen," jelasnya.
Sementara ini, di pasar setempat, juga Pasar Besar Kota Bojonegoro, harga beras panenan lalu naik menjadi Rp7.300/kilogram, yang semula Rp7.100/kilogram, beras miskin naik Rp6.300/kilogram, yang semula Rp6.100/kilogram.
Begitu pula, tambah Arif, beras poles produksi Tuban, harganya juga naik sekitar Rp200/kilogram. Harga beras poles terendah Rp7.700/kilogram hingga kualitas paling bagus mencapai Rp8.200 /kilogram.
"Kalau stok beras tidak langka," ujar Sakip menambahkan.
Mengenai cukupnya stok beras di daerah setempat, dibenarkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bojonegoro Bambang Suharno.
"Stok beras di Bojonegoro justru surplus, kalau melihat data areal tanaman padi terpanen yang luasnya mencapai 100 ribu hektare lebih, pada 2012," ucapnya. (*)