Kediri (ANTARA) - Pabrik Gula Ngadirejo Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menggiling tebu hingga 9 juta kuintal dalam 157 hari musim giling, hampir 100 persen dari target 10 juta kuintal.
"Sekarang kami memasuki hari giling ke-157 dan berhasil menggiling tebu sebanyak 9 juta kuintal, sedikit lagi kami akan mengulang sejarah 10 tahun silam dengan menggiling tebu 10 juta kuintal," kata General Manager PG Ngadiredjo Kabupaten Kediri Wayan Mei Purwono di Kediri, Jumat.
Proses giling 2025 itu dimulai pada 10 Mei 2025. Pada 2025 ini, PG Ngadirejo Kediri juga berharap bisa memproduksi gula sebanyak 80 ribu ton dari target giling tebu itu.
Tebu yang dihasilkan petani pada musim giling 2025 ini juga relatif bagus. Jika musim giling tahun lalu rata-rata rendemen 8,12, di musim giling 2025 ini bisa di atas 8,12.
PG Ngadiredjo Kabupaten Kediri selama ini mengelola tanaman tebu dengan luas lahan sekitar 12 ribu hektare yang terbagi dari pertanian di Kediri dan sekitarnya.
Dari luas lahan 12 ribu hektare tersebut, 85 persen di antaranya merupakan milik petani, sementara sisanya milik pabrik gula.
Untuk mendukung produksi, dari perusahaan juga sudah melakukan persiapan untuk musim giling 2025 termasuk untuk revitalisasi mesin.
"Sebagai bentuk peningkatan performa perusahaan telah melakukan investasi senilai Rp22 miliar untuk revitalisasi mesin dan infrastruktur pabrik yang merupakan peninggalan Belanda," kata dia.
Sementara itu, untuk mendukung proses giling, dalam operasionalnya, pabrik gula yang sudah berdiri sejak 1912 ini mempunyai kapasitas 6.000 ton cane day (TCD), yaitu ketersediaan bahan baku tebu (BBT) yang harus dipenuhi setiap musim giling. Dengan kapasitas itu, juga memungkinkan untuk bisa mencapai target.
Pihaknya juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh petani yang terus kompak dan menunjukkan komitmen tinggi dengan menyetor tebunya ke PG Ngadiredjo.
"Alhamdulillah kami solid, petani kompak, dan seluruh karyawan ikut bekerja keras mengawal," kata Wayan.
Pihaknya berharap bisa menutup giling dengan manis dan kembali mengulang sejarah menggiling tebu 10 juta kuintal.
"Kami mohon doa restu kepada seluruh masyarakat dan pemangku kebijakan semoga hajat kami tercapai," kata Wayan.
