Kediri (ANTARA) - Pabrik Gula (PG) Ngadirejo Kediri, Jawa Timur, melakukan tanam tebu dengan sistem bongkar ratoon di atas lahan seluas 12.500 hektare (ha) untuk persiapan giling 2026.
General Manager PG Ngadiredjo Kabupaten Kediri Wayan Mei Purwono mengemukakan bahwa tanam perdana dengan sistem bongkar ratoon sudah menjadi program nasional. Perusahaan juga sudah menindaklanjuti sistem tersebut dengan melakukan program di atas lahan seluas 12.500 ha.
"Kami melaksanakan program tersebut di atas lahan 12.500 hektare. Dan kami konsentrasi di sini untuk persiapan musim giling 2026," katanya, di Kediri, Rabu.
Ia mengatakan, program tersebut direalisasikan ke petani-petani tebu di Kabupaten Kediri yang menjadi binaan dari perusahaan. Di antaranya adalah petani tebu di Desa Branggahan, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri serta kebun di Desa Nyawangan, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri.
Wayan mengungkapkan, lahan tersebut adalah milik petani binaan dari perusahaan yang mendapatkan bantuan dari Kementerian Pertanian dengan program bongkar ratoon tersebut.
Dia menjelaskan bahwa bongkar ratoon merupakan proses mengganti tanaman tebu yang sudah tiga kali panen, sehingga produktivitasnya menurun. Kemudian diganti dengan benih baru yang lebih unggul.
"Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan hasil panen, efisiensi, serta keberlanjutan industri gula nasional untuk sukses swasembada gula nasional," kata Wayan.
Petani PG Ngadiredjo juga diketahui menerima bantuan bibit dan operasional untuk lahan 2.900 ha. Karena itu, perusahaan optimistis di musim depan produktivitas bahan baku tebu PG Ngadiredjo meningkat sehingga petani lebih sejahtera.
PG Ngadiredjo Kediri selama ini mengelola tanaman tebu dengan luas lahan sekitar 12 ribu ha yang terbagi dari pertanian di Kediri dan sekitarnya.
Dari luas lahan 12 ribu ha tersebut, 85 persen di antaranya merupakan milik petani, sementara sisanya milik pabrik gula.
Wayan juga menambahkan, dalam realisasi musim giling 2025, PG Ngadiredjo Kediri telah menyelesaikan giling 2025.
Proses giling dimulai pada pada 10 Mei 2025 dan selesai pada Selasa 18 November 2025 dengan menggiling tebu 10,7 juta kuintal. Hal ini juga sesuai dengan target yang dibuat sebelumnya.
Pada 2025 ini, PG Ngadirejo Kediri juga berharap bisa memproduksi gula sebanyak 80 ribu ton dari target giling tebu yang telah terealisasi.
Tebu yang dihasilkan petani pada musim giling 2025 ini juga relatif bagus. Jika musim giling tahun lalu rata-rata rendemen 8,12, di musim giling 2025 ini bisa di atas 8,12.
Pihaknya juga optimistis untuk musim tanam ke depan menjadi lebih baik. Capaian musim giling 2025 menjadi pemacu, sehingga musim giling 2026 jad lebih baik.
"Dan kami optimistis untuk mewujudkannya," kata Wayan.
