Kediri (ANTARA) - Universitas Nusantara PGRI (UNP PGRI) Kediri, Jawa Timur, berkolaborasi dengan akademisi dari Malaysia menelusuri peradaban Asia Tenggara dengan penguatan keilmuan Sosiolinguistik dan Filologi.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNP Kediri, Agus Widodo, Kamis mengemukakan kolaborasi ini sebagai implementasi nyata untuk menambah keilmuan sosiolinguistik dan filologi dengan menghadirkan ahli di bidangnya.
“Salah satu dari kegiatan ini adalah bagaimana kami menambah ilmu pengetahuan tentang masalah sosiolinguistik dan filologi,” kata Agus dalam keterangan yang diterima.
Ia menambahkan penelusuran peradaban Asia Tenggara ini adalah hal ilmiah yang menarik untuk dikaji. Pihak kampus ingin kolaborasi sehingga ke depan pengetahuan bisa meningkat.
Kegiatan ini, kata dia, bukan sekadar ilmiah, tetapi sekaligus strategi jangka panjang dari kampus. Sebab, selama ini kolaborasi juga sudah dilakukan sehingga perlu diperluas lagi.
Selain aspek akademik, kerja sama ini juga turut memperkuat hubungan budaya.
“Dalam rangka meningkatkan persahabatan, persaudaraan, kami dengan Malaysia sebagai orang-orang yang satu rumpun, bangsa serumpun," kata dia.
Ia mengatakan implementasi kerja sama ini akan diterapkan dalam seluruh ranah Tridharma Perguruan Tinggi, mulai pendidikan, penelitian hingga pengabdian masyarakat.
Dirinya Ia juga menegaskan tentang manfaat bagi institusi salah satunya peningkatan akreditasi Program Studi PPKn dan Pendidikan Bahasa Inggris menuju kategori Unggul oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).
Sementara itu, Persatuan Warisan Kita Negeri Melaka, EN. Izharulhak Saiful Hafni menambahkan kolaborasi ini sangat positif. Keilmuan tidak cukup di kelas tapi juga melalui kerja sama kedua instansi, baik itu regional ataupun internasional.
Ia juga menyoroti aspek yang jarang disentuh dalam diskursus identitas bangsa.
Menurutnya, diskusi tentang identitas selama ini cenderung berkutat pada aspek bahasa dan manusianya, sementara aksara sebagai fondasi budaya justru sering dilupakan. Padahal, aksara merekam jejak sejarah, nilai, dan cara suatu bangsa memahami dirinya.
“Dengan membahas aksara, saya berharap bisa membuka pintu baru untuk diskusi tentang pembentukan bangsa, khususnya bangsa-bangsa di Asia Tenggara,” ujarnya.
Ia berharap kerja sama akan berkembang menjadi program magang, pertukaran mahasiswa, hingga agenda kemasyarakatan di Malaysia maupun Indonesia.
Kolaborasi ini memperkuat posisi UNP Kediri sebagai perguruan tinggi yang siap mengakselerasi transformasi mutu pendidikan dan membangun jejaring akademik global.
“Saya harap ke depannya ada lebih banyak hal-hal akademik seperti contoh mungkin internship ataupun program kemasyarakatan,” kata Izharulhak.
