Bojonegoro - Menu Kikil sapi buatan warga Kelurahan Pacul, Kecamatan Kota, Bojonegoro, Jawa Timur, awalnya hanya dikenal tetangganya.Maklum warung Sutiah (65) berada di jalan yang sepi yang sangat jarang dilewati kendaraan roda empat terutama pada malam hari. Meski demikian, dalam perkembangannya menu Kikil Sapi buatan Sutiah, peminatnya tidak hanya tetangganya, tapi mulai melebar juga dimintai berbagai warga luar kota karena rasanya yang lezat dan "lumer', dipadu rasa pedas yang "menendang" lidah. "Saya berjualan menu Kikil Sapi ini sekitar 10 tahun lalu, cara membuatnya belajar sendiri," tutur Sutiah, di warungnya yang menjadi satu dengan rumahnya di Kelurahan Pacul. Seperti disampaikan Sutiah menu Kikil Sapi buatannya itu menjadi dikenal masyarakat luar setelah di desanya ada lomba desa tingkat nasional, sehingga banyak kalangan yang datang ke wilayah setempat, sekitar 10 tahun lalu."Mereka berbagai kalangan yang datang kemudian makan di warung saya, mungkin mencari makan ke kota terlalu jauh," jelas dia. Berawal dari itulah, lanjut Maktun yang juga anak Sutiah, menu Kikil Sapi itu menjadi dikenal pembeli tidak hanya lokal Bojonegoro, bahkan luar daerah, di antaranya pembeli asal Lamongan dan Yogyakarta.Tidak terkecuali calon peserta pilkada M. Choiri yang juga Kepala Desa Plesungan, Kecamatan Kapas, rajin membeli menu masakan KIkil Sapi di warung Sutiah. "Calon peserta pilkada yang paling rajin makan di sini Pak Choiri, bahkan jauh hari sebelum pencalonan juga sudah makan di sini," jelas Maktun.Ia juga menyebutkan di antara pembeli lainnya yang pernah mencicipi menunya yaitu mantan Bupati Bojonegoro Santoso, Bupati Lamongan Fadli dan Bupati Bojonegoro Suyoto. "Pembeli luar kota seperti Yogyakarta yang dalam perjalan ke Jawa Timur, biasanya menelepon dulu meminta dipersiapkan menu Kikil Sapi," jelas Maktun, memberikan gambaran. Masalahnya, sebagaimana dituturkan Maktun, pembeli yang datang tanpa pemberitahuan terlebih dulu bisa menghadapi resiko habis."Rata-rata saya bisa menjual 16 kaki sapi/hari," ungkap Sutiah, dengan nada bangga. Bagaimana menu Kikil Sapi buatannya menjadi diminati pembeli, Sutiah mengaku tidak tahu pasti, sebab cara pembuatannya juga tidak jauh berbeda dengan menu Kikil Sapi lainnya yang dijual para pedagang.Hanya saja, jelas Maktun, menu Kikil Sapi yang biasa dijual para pedagang kebanyakan dipotong-potong kecil, namun menu Kikil Sapi di tempatnya dihidangkan dengan potongan besar lengkap dengan tulangnya yang kemudian dihidangkan di dalam mangkuk. Selain itu, untuk bisa mendapatkan kikil sapi yang empuk proses merebusnya membutuhkan waktu lama. Beberapa bumbu utama, jelas Maktun, tidak jauh berbeda dengan menu kikil sapi lainnya, di antaranya bawang merah, cabai merah, jahe, kunyit, bawang putih, termasuk daun salam. "Satu porsi harganya Rp30 ribu, cocok untuk dua orang, belum termasuk minuman juga yang lainnya," tutur Maktun. Seorang pelanggan asal Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, Nurhidayati mengaku menu Kikil Sapi Sutiah rasanya lezat dan tidak berbau apek."Mungkin kaki sapi yang dimasak selalu baru," ujarnya, memperkirakan.Yang jelas, Maktun menyatakan tidak pernah kesulitan untuk mendapatkan kaki sapi di daerahnya, sehingga warung setempat jarang sekali tutup, kecuali Sutiah sakit. "Soal memperoleh kaki sapi tidak ada masalah, stoknya selalu tersedia," ucap Maktun, menambahkan. (blok_cepu2007@yahoo.co.id/Slamet Agus Sudarmojo). (*)
Berita Terkait
88 tahun LKBN ANTARA, tetap eksis di tengah krisis
14 Desember 2025 08:50
LKBN ANTARA raih penghargaan Perhumas
13 Desember 2025 16:02
Bertepatan HUT ke-88 ANTARA, Antaranews raih Anugerah Perhumas 2025
13 Desember 2025 13:53
88 Tahun ANTARA dan saksi sejarah heroisme di Jatim
12 Desember 2025 19:22
88 Tahun ANTARA mengawal kedaulatan informasi Indonesia
12 Desember 2025 17:00
Transformasi digital ANTARA dan babak baru diplomasi informasi RI
12 Desember 2025 10:38
