Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menyatakan dana bantuan senilai Rp154 miliar dari Bank Dunia sepenuhnya difokuskan untuk mengerjakan proyek penanganan banjir di sejumlah wilayah rawan.
Wahyu di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa, mengatakan daerah rawan banjir yang disasar penanganan, di antaranya Jalan Letjen Sutoyo, Jalan Bondowoso, Jalan Bareng, dan Jalan Galunggung.
"Kami mendapatkan bantuan Rp154 miliar yang diperuntukkan menangani banjir. Ada Jalan Bondowoso dan Jalan Letjen Sutoyo, terus di Bareng dan Galunggung juga menjadi prioritas," kata Wahyu.
Menurut dia, lokasi yang menjadi titik pengerjaan proyek penanganan sebelumnya terlebih dahulu diidentifikasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Malang.
"Tahapan itu bertujuan mengetahui secara pasti sebab musabab terjadinya banjir," ujarnya.
Berdasarkan hasil identifikasi oleh Pemkot Malang, sejumlah lokasi itu sering terjadi banjir karena faktor sistem drainase yang sudah tidak dalam kondisi baik.
"Ketika hujan mengguyur, sistem saluran yang ada tidak lagi mampu menampung debit air. Alhasil, menimbulkan luapan hingga meluber ke area jalan sehingga terjadi banjir," katanya.
Dia menyatakan bahwa proyek penanganan banjir di Kota Malang merupakan program pemerintah pusat dan mendapatkan dukungan dari Bank Dunia.
Proses tender hingga penunjukan pihak yang menjadi pelaksana proyek penanganan banjir di sejumlah daerah rawan banjir di Kota Malang merupakan kewenangan penuh dari pemerintah pusat.
Artinya, kata dia, dalam hal ini Pemerintah Kota (Pemkot) Malang statusnya adalah penerima manfaat dari program yang ada.
Terkait tahapan pelaksanaan, Wahyu menyebut jika merujuk pada rencana awal, maka proses pelelangan tender proyek penanganan banjir di Kota Malang akan mulai berjalan pada Oktober 2025. Namun, hal itu belum termasuk jadwal pembangunan fisik.
Sebab, lanjut dia, untuk urusan pembangunan fisik menurut jadwal yang ada baru akan dilaksanakan pada Januari 2026.
"Mulai lelang insya Allah Oktober 2025, kemudian pengerjaan awal 2026," ucapnya.
