Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menyelenggarakan pasar murah di lima wilayah kecamatan sebagai upaya menekan inflasi yang disebabkan kenaikan harga bahan pangan menjelang akhir tahun.
Wali Kota Malang Wahyu Hidayat di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa, mengatakan saat ini inflasi di Kota Malang menunjukkan peningkatan, sehingga perlu penanganan cepat agar kondisi berlarut hingga akhir tahun ini.
"Tadi saya sudah berbicara dengan Bank Indonesia memang inflasi saat ini tinggi kalau tidak ditangani akan sulit karena akan menghadapi akhir tahun, ada Natal dan Tahun Baru," kata Wahyu.
Wahyu menjelaskan bahwa pelaksanaan pasar murah tidak langsung dibuka di lima kecamatan secara berbarengan, tetapi bergantian setiap hari.
Dia mencontohkan, pada hari ini agenda pasar murah diselenggarakan di Kecamatan Lowokwaru dan besok dilanjutkan ke Kecamatan Blimbing.
Pada pelaksanaan pasar murah ini pemkot tidak menjual bahan pangan dengan sistem satuan tapi dirupakan bentuk paket, dimana setiap kecamatan akan memperoleh kuota 1.200 paket yang berisikan beras, minyak goreng, gula, dan bawang putih.
Pemkot Malang pun menyiapkan subsidi 50 persen atau dari harga Rp200 ribu menjadi Rp100 ribu per paket bahan pangan yang dibeli oleh masyarakat.
"Pasar murah yang sekarang total 6.000 paket untuk lima kecamatan dan memakan anggaran (untuk subsidi) sekitar Rp1 miliar," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang Eko Sri Yuliadi mengatakan pelaksanaan pasar murah akan lebih digencarkan ketika semakin mendekati penghujung tahun 2025.
Pihaknya sudah mempersiapkan rencana dengan menggandeng Bank Indonesia setempat.
"Besok baru kami rapat, ini untuk masyarakat dan sifatnya penting," ujarnya.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, pada Oktober 2025 mencatat wilayah setempat mengalami inflasi sebesar 0,31 persen.
Inflasi di Kota Malang dipicu kenaikan harga beberapa komoditas, seperti harga emas 12,42 persen, cabai rawit 27,09 persen, dan telur ayam ras sebesar 6,78 persen.
Sedangkan untuk komoditas penting, seperti beras mengalami penurunan harga sebesar 0,18 persen dan bawang merah sebesar 1 persen.
