BNI Surabaya Salurkan KPR Rp3 Triliun
Jumat, 26 Oktober 2012 19:04 WIB
Surabaya - PT Bank Negara Indonesia Tbk optimistis pasar kredit pemilikan rumah di Jawa Timur semakin meningkat karena tingginya kebutuhan masyarakat terhadap produk properti.
"Kondisi itu terlihat dari kinerja penyaluran KPR (Kredit Pemilikan Rumah) kami di wilayah Surabaya yang mencapai Rp3 triliun hingga akhir triwulan III/2012," kata "Chief Executive Officer (CEO) BNI Wilayah Surabaya, Dasuki Amsir, dihubungi dari Surabaya, Jumat.
Menurut dia, penyaluran KPR BNI sampai akhir triwulan III tahun ini mengalami peningkatan 30 persen dibanding realisasi pada periode sama tahun 2011 sejumlah Rp2,2 triliun.
Untuk meningkatkan angka penyaluran KPR, pihaknya menggandeng Real Estate Indonesia (REI) dengan menggelar "BNI-REI Expo 2012" di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Pahlawan.
"Kegiatan serupa diadakan secara serentak di 19 kota besar di Indonesia pada tanggal 20-28 Oktober 2012," katanya.
Secara nasional, tambah dia, agenda pameran yang diikuti sekitar 750 pengembang dan lebih dari 1.000 proyek properti ditargetkan dapat membukukan transaksi senilai Rp4 triliun.
"Kalau pelaksanaan di Surabaya, kami menggandeng lebih dari 25 pengembang asal Jawa Timur," katanya.
Ia optimistis, pameran di Surabaya dapat mencatat angka penyaluran KPR mencapai Rp200 miliar melalui beragam pilihan produk properti sesuai keinginan pasar.
"Ada tipe rumah baik sederhana dengan harga Rp80 jutaan per unit hingga tipe rumah seharga lebih dari Rp1 miliar per unit. Seluruhnya kami tawarkan melalui pengembang yang selama ini menjadi mitra BNI," katanya.
Sementara itu, Ketua DPD REI Jatim Erlangga Satriagung mengemukakan, pameran properti yang dilaksanakan secara bersamaan di Indonesia terealisasi seperti di Jakarta, Bandung, Semarang, Serang, dan Aceh.
"Lalu, juga dilakukan di Padang, Medan, Palembang, Lampung, Pontianak, Balikpapan, dan Makassar," katanya.
Ia meyakini, pelaksanaan pameran tersebut akan meningkatkan penyaluran KPR yang selama ini terkendala berbagai masalah regulasi sehingga berdampak pada turunnya permintaan properti di Jatim. Contoh, kebijakan "Loan to Value/LTV" dan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan/FLPP yang baru direvisi. (*)