Tulungagung, Jawa Timur (ANTARA) - Umat Tri Dharma di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Rabu menggelar tradisi sembahyang rebutan atau ulambana dengan membagikan lebih dari 3 ribu paket sembako kepada masyarakat di sekitar Klenteng Tjoe Tik Kiong.
Ritual ulambana dengan mendoakan arwah terlantar dalam keyakinan Tri Dharma itu, diawali dengan sembahyang di dalam altar klenteng memohon doa restu Dewa Tjoe Tik Kiong dan Tuhan Allah yang mereka yakini.
Selesai ritual di dalam klenteng, acara dilanjutkan dengan menyembahyangi arwah-arwah tidak terurus di luar klenteng.
Ritual dilakukan menghadap panggung besar yang telah dipenuhi aneka sembako dan buah-buahan.
"Ulambana siang ini dikhususkan untuk memberi jamuan kepada arwah terlantar, sekaligus memberikan sedekah berupa paket sembako kepada warga di sekitar klenteng," kata Ketua Panitia Tradisi Ulambana, Wibitono.

Ritual ulambana ini digelar Umat Tri Dharma dua kali. Sembahyang arwah pertama digelar pada Selasa (9/9) malam dengan mendoakan arwah para pendahulu / leluhur yang telah wafat.
"Bedanya kalau tadi malam ulambana digelar untuk mendoakan arwah yang terurus (ada keluarga), sedang siang ini ditujukan untuk arwah-arwah yang tidak ada keluarganya (tidak terurus)," lanjut dia.
Kendati sempat turun hujan rintik-rintik, gelaran ulambana dan sembahyang rebutan itu akhirnya berjalan tertib dan cukup lancar.
Dibantu keamanan dari kepolisian dan TNI, lebih dari 3 ribu warga menerima paket-paket sembako berisi beras, gula, kopi, mie, dan beberapa bahan pangan lain.
Sembahyang rebutan atau ulambana ini digelar umat Tri Dharma yang meyakini bulan tujuh penanggalan imlek, adalah bulan dimana pintu neraka dibuka lebar.
Pada satu bulan ini, para arwah yang dalam diksi lain disebut 'setan', berhamburan keluar dan turun ke bumi untuk menyambangi sanak saudara mereka yang masih hidup.
Namun tidak semua arwah memiliki anggota keluarga/saudara yang masih hidup, ada pula arwah yang 'sebatang kara' atau tidak memiliki kerabat. Arwah jenis ini disebut dengan istilah arwah terlantar atau tidak terurus.
