Madiun (ANTARA) - Kepolisian Resor (Polres) Madiun Kota memastikan situasi Kota Madiun, Jawa Timur secara umum relatif kondusif serta terkendali pascaaksi unjuk rasa yang sebelumnya berujung ricuh di halaman kantor DPRD setempat.
"Masyarakat Kota Madiun terkenal tertib. Maka, mari jaga kota yang kita cintai ini tetap kondusif dan aman," kata Kapolres Madiun Kota AKBP Wiwin Junianto Supriyadi di Madiun, Senin.
Ia mengatakan sejak Minggu (31/8) malam, Polri, TNI, dan Pemkot Madiun melakukan patroli skala besar untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Patroli gabungan skala besar tersebut mengamankan sejumlah objek vital, di antaranya gedung DPRD, Balai Kota Madiun, Mapolres Madiun Kota, dan titik-titik vital Kota Madiun.
Wiwin menyebut pihaknya memperketat pengamanan. Total 400 personel gabungan dari Polres Madiun Kota dan Satbrimob Polda Jawa Timur dan TNI disiagakan.
"Kami siagakan hingga situasi benar-benar aman dan kondusif. Kami juga terus melakukan koordinasi dengan Forkopimda untuk pengamanan Kota Madiun," kata dia.
Dia mengimbau masyarakat Kota Madiun dan sekitarnya untuk bersama-sama menjaga kondusivitas dan tidak terprovokasi dengan tindakan-tindakan yang berpotensi menyebabkan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat.
Lebih lanjut ia menjelaskan terkait hasil penindakan terhadap aksi unjuk rasa berujung anarkis di Gedung DPRD Kota Madiun pada Sabtu (30/8), sementara Polres Madiun Kota mengamankan empat pelaku.
"Banyak pelaku di bawah umur. Sudah kami amankan empat orang dan sudah kami pulangkan," kata Wiwin Junianto.
Kapolres menegaskan segala bentuk tindakan perusakan dan penjarahan aset negara akan diproses sesuai hukum berlaku. Selain empat orang yang diamankan, polisi juga telah mengantongi identitas pelaku lainnya. Termasuk provokator kericuhan.
Sementara, Wali Kota Madiun Maidi bersama forkopimda setempat bekerja bakti melakukan pembersihan kantor DPRD Kota Madiun yang sempat rusak akibat aksi anarkis sebelumnya.
Kerusakan di antaranya terjadi pada pintu gerbang, pagar, papan nama kantor, serta kaca ruang paripurna yang pecah akibat lemparan batu oleh massa.
Sejumlah ruangan seperti perpustakaan JDIH, ruang pers, dan gedung komisi terutama Komisi III juga mengalami kerusakan.
Selain perusakan, beberapa aset DPRD juga diketahui hilang. Di antaranya sejumlah barang di pos penjagaan seperti handy talky (HT), besi penutup saluran, dan selang. Kerugian atas kerusakan dan kehilangan tersebut diperkirakan mencapai puluhan hingga ratusan juta.
"Yang penting kantor DPRD harus segera pulih dan dapat digunakan, karena tempat ini adalah tempat proses pemerintahan," katanya.
Pihaknya juga mengerahkan aparatur sipil negara (ASN) Pemkot Madiun untuk kerja bakti membersihkan serta memperbaiki fasilitas umum (fasum) yang dirusak oknum demonstran.
Dia mengimbau dan mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga kondusivitas wilayah, khususnya wilayah Kota Madiun. Seandainya mengetahui gelagat orang mencurigakan segera melapor ke pihak keamanan.
"Mari kita jaga kota ini tetap aman dan nyaman. Kita harus menjaga ketenteraman masyarakat," katanya.
