Dishutbun Bojonegoro Optimistis Tembakau Terbeli
Kamis, 27 September 2012 14:58 WIB
Bojonegoro - Kepala Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Bojonegoro, Jawa Timur, Akhmad Djupari, optimistis tembakau hasil produksi petani akan terbeli semua karena kebutuhan pabrikan lebih besar dibandingkan produksi.
"Dengan areal tanaman tembakau tertanam Virginia Voor Oogst (VO) dan Jawa seluas 12 ribu hektare kebih. Kami perkirakan produksinya sekitar 10 ribu ton tembakau kering," katanya didampingi Kepala Bidang (Kabid) Usaha Perkebunan, Khoirul Insan, Kamis.
Namun, lanjutnya, kebutuhan pabrikan, di antaranya PT Djarum Kudus, PT Bentoel, juga pabrikan yang lainnya, mencapai 11 ribu ton tembakau kering, baik untuk tembakau krosok, juga rajangan, sehingga jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan produksi.
"Justru kecil kemungkinan produksi tembakau Bojonegoro tidak ada yang laku, bahkan pabrikan masih akan kekurangan tembakau," ucapnya menegaskan.
Lebih lanjut ia menjelaskan, tanaman tembakau Virginia VO yang sudah rampung panen hampir mencapai 4.000 hektare dari areal seluas 9.441 hektare, sedangkan tembakau Jawa sekitar 1.600 hektare dari luas tanaman 2.892 hektare.
"Pada prinsipnya semua areal tanaman tembakau sudah panen, hanya posisi petikannya yang berbeda," katanya.
Mengenai harga, ia menyebutkan, PT Djarum Kudus, membeli tembakau Virginia VO rajangan tertinggi mencapai Rp18 ribu/kilogram dan PT Bentoel Rp16 ribu/kilogram.
"Pengusaha yang melakukan pembelian tembakau di tingkat pedagang dan petani, muaranya tetap kepada dua pabrikan itu," paparnya.
Secara terpisah seorang pedagang asal Desa Kalicilik, Kecamatan Sukosewu Solikhin mengatakan, pabrikan dalam menentukan harga pembelian tembakau khusus Virginia VO krosok, cukup bagus.
"Harga tembakau krosok di pabrikan tertinggi Rp23 ribu/kilogram dan terendah Rp12 ribu/kilogram," jelasnya.
Ia mengaku memproses 450 ton tembakau Virginia VO , yang diperkirakan setelah proses oven bisa menghasilkan 63 ton tembakau Virginia VO krosok.
"Saya belum bisa menjual semuanya, sebab masih menunggu proses pengopenan rampung," katanya menambahkan. (*)