Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya membagikan perlengkapan sekolah gratis kepada 6.144 siswa jenjang SMA/SMK dan MA sederajat dalam program Beasiswa Pemuda Tangguh di Gelanggang Remaja Surabaya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Kota Surabaya, Kamis mengatakan siswa penerima beasiswa mendapatkan seragam putih abu, seragam pramuka, sepatu, kaos kaki, dan uang pendidikan bulanan sebesar Rp200 ribu.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan pembagian seragam gratis ini bertujuan agar anak-anak dari keluarga miskin dan pramiskin di Surabaya tidak merasa minder atau terpinggirkan saat bersekolah.
"Kami sering melihat siswa yang masih mengenakan seragam SMP karena belum mampu membeli seragam baru. Alhamdulillah, hari ini mereka menerima satu set lengkap seragam putih abu, seragam pramuka, sepatu, dan kaos kaki," ujarnya.
Selain perlengkapan dasar, Pemkot Surabaya juga akan mendata sekolah masing-masing penerima untuk membelikan seragam batik yang umumnya digunakan pada hari Jumat.
"Pembelian seragam batik ini akan dilakukan langsung di sekolah, mengingat setiap sekolah memiliki motif batik yang berbeda. Jadi, kami akan mendata sekolah mereka, berkoordinasi dengan pihak sekolah, dan membayarkan seragam batik tersebut agar anak-anak bisa memilikinya," katanya.
Ia menekankan komitmen pemkot untuk memastikan semua lulusan SMP di Surabaya melanjutkan ke jenjang SMA.
"Kami menyisir seluruh SMP untuk mendata lulusan mereka. Bagi yang belum masuk SMA, kami akan mencari tahu keberadaan mereka melalui orang tua, dengan bantuan Satgas Kampung Pancasila. Kami akan mendata apakah mereka akan melanjutkan ke pondok pesantren atau sekolah lainnya," katanya.
Kepala Bapemkesra Kota Surabaya Arief Boediarto menjelaskan bahwa sebanyak 6.144 siswa jenjang SMA/SMK dan MA sederajat telah lolos menerima Beasiswa Pemuda Tangguh. Setelah lolos, mereka wajib melakukan daftar ulang dan akan diberikan akses login ke situs web Pemkot.
"Mereka wajib melaporkan aktivitas sekolah secara berkala, seperti apakah mereka masih bersekolah di pondok atau khawatirnya putus sekolah. Hal ini penting untuk memastikan kelanjutan bantuan," katanya.
Arief juga menjelaskan antusiasme pendaftar cukup tinggi, dengan sekitar 12.000 pendaftar daring, namun yang berhasil lolos sebanyak 6.144.
"Kami tidak membedakan sekolah negeri atau swasta, yang terpenting adalah memenuhi kriteria sebagai penduduk ber-KTP Surabaya dari keluarga miskin dan pra sejahtera. Mereka yang tidak lolos umumnya karena berasal dari keluarga sejahtera," tambahnya.
Sementara dalam proses verifikasi data, pihaknya bekerjasama dengan Dinas Sosial menggunakan data keluarga miskin. Total anggaran yang disediakan Pemkot Surabaya untuk program beasiswa ini sekitar Rp60 miliar per tahun, mencakup seluruh penerima dari kelas 1, 2, hingga 3, dengan total penerima kurang lebih 21.000 siswa, termasuk angkatan baru.
"Kami berharap jumlah penerima beasiswa terus menurun setiap tahun, idealnya hingga tidak ada lagi jika masyarakat sudah lepas dari kategori miskin dan pra sejahtera. Penurunan dari 7.000 siswa tahun lalu menjadi 6.000 tahun ini menunjukkan upaya seleksi pemkot. Pemkot juga berkolaborasi dengan Dispendik Provinsi Jawa Timur dan kepala sekolah, serta bekerja sama dengan UMKM lokal untuk sepatu dan seragam," katanya.
