Blitar (ANTARA) - Kepolisian Resor Blitar, Jawa Timur, menangani kasus perundungan yang diduga terjadi di sebuah sekolah menengah pertama (SMP) negeri di Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar.
Kapolres Blitar AKBP Arif Fazlurrahman menegaskan bahwa kekerasan dan perundungan di lingkungan pendidikan adalah tindakan yang tidak bisa dibenarkan dalam bentuk apapun.
"Anak-anak harus tumbuh dalam suasana yang mendukung, bukan dalam ketakutan," katanya di Blitar, Senin.
Pihaknya sudah meminta keterangan dari korban perundungan tersebut. Diketahui bahwa peristiwa tersebut terjadi pada Jumat, 18 Juli 2025 sekitar pukul 08.00 WIB di area belakang kamar mandi sekolah.
Korban merupakan siswa kelas tujuh berinisial WV (12). Yang bersangkutan mengaku menjadi korban perundungan dan kekerasan fisik yang dilakukan oleh sekelompok siswa dari kelas 7-9.
Kejadian tersebut pertama kali dilaporkan oleh orang tua korban, warga Desa Plumbangan, Kecamatan Doko, yang mengetahui kondisi anaknya mengalami luka fisik dan trauma psikis sepulang sekolah.
Menurut keterangan korban, insiden bermula saat kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) berlangsung. Korban dipanggil oleh kakak kelas dan diajak menuju ke belakang kamar mandi sekolah.
Di lokasi tersebut, korban mendapati sekitar 20 siswa lain telah berkumpul dan mulai melontarkan olok-olokan secara verbal. Tak berselang lama, seorang siswa kelas delapan berinisial NTN memulai aksi kekerasan dengan memukul pipi kiri korban dan menendang bagian perutnya.
Aksi tersebut memicu siswa lain ikut melakukan pengeroyokan secara bersama-sama.
Usai kejadian, korban sempat kembali ke kelas namun tetap dalam kondisi trauma. Tak lama kemudian, korban kembali diancam oleh pelaku utama agar tidak melaporkan kejadian tersebut kepada guru maupun orang tuanya.
Karena ketakutan, korban sempat merahasiakan kejadian itu hingga akhirnya menceritakan semuanya sepulang sekolah.
Kapolres meminta agar seluruh pihak baik guru, orang tua, maupun siswa, saling mengingatkan dan peduli terhadap perilaku di sekolah.
"Kami akan melaksanakan program sosialisasi ini, agar anak-anak paham bahwa kekerasan bisa berdampak serius bagi masa depan mereka dan orang lain. Pendidikan karakter dan penguatan mental spiritual sangat penting ditanamkan sejak dini," kata dia.
Kapolres Blitar juga mengajak pihak sekolah dan dinas pendidikan untuk bersinergi dalam menciptakan sistem deteksi dini serta penanganan cepat apabila ada indikasi kekerasan di lingkungan pendidikan.
Sementara itu, masalah itu masih dalam pemeriksaan tim dari Polres Blitar.
