Kiriman Uang TKI Melalui Western Union Raib
Kamis, 6 September 2012 15:34 WIB
Mataram - Dely Huzaini (34), warga Desa Bagek Polak, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mendatangi Kantor Pos Mataram untuk menanyakan kiriman uang dari Arab Saudi, melalui Western Union yang diduga raib.
"Uang kiriman dari saudara saya yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi tidak bisa diambil di Kantor Pos karena sudah diambil oleh pihak lain. Padahal dalam data, yang berhak mencairkan adalah saya," katanya ketika ditemui di Kantor Pos Mataram, Kamis.
Dely menunjukkan bukti transfer uang yang dilakukan oleh saudaranya Abdul Hasyim pada 2 September 2012 melalui Enjaz-Albilad, Arab Saudi senilai 1.022 Real Arab Saudi atau sekitar Rp3 juta. Bukti transfer itu diterimanya melalui mesin faksimile pada 5 September 2012.
Ia juga mendapat informasi pengambilan uang dilakukan melalui Western Union di Kantor Pos Kota Mataram, namun ternyata manajemen salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut menolak mencairkan dengan alasan sudah dicairkan oleh pihak lain.
"Saya heran kenapa bisa dicairkan oleh pihak lain, padahal syarat pencairan harus orang yang ditunjuk menerima oleh si pengirim dengan menunjukkan identitas dan nomor PIN yang diberikan oleh bank di Arab Saudi," ujarnya.
Petugas Kantor Pos Mataram, kata dia, juga meminta dirinya untuk mengecek langsung ke perwakilan Western Union di Indonesia, yang ada di Jakarta, karena Western Union tidak memiliki kantor perwakilan di daerah.
"Kejadian uang kiriman dari luar negeri yang raib ini tidak hanya dialami oleh saya. Ada keluarga TKI dari Kabupaten Lombok Tengah yang juga mengadu bersama saya ke Kantor Pos Mataram," ujarnya.
Wakil Kepala Kantor Pos Mataram Ketut Sucipta, mengatakan pihaknya sudah melacak informasi pencairan uang kiriman keluarga Deli Huzaini melalui server, namun ternyata dana itu memang sudah dicairkan pihak lain.
Pihaknya tidak mengetahui secara pasti oknum yang sudah mencairkan uang kiriman dari Arab Saudi itu, karena datanya ada di server Western Union yang ada di Jakarta.
"Kami sudah melacak nomor PIN dan data administrasi lainnya, ternyata tidak muncul di server Kantor Pos. Kemudian kami koordinasi dengan Western Union di Jakarta, ada data yang menunjukkan uang itu sudah dicairkan pihak lain, namun kami tidak bisa menerima identitas siapa orangnya.
Kejadian raibnya uang kiriman TKI, kata dia, sudah terjadi beberapa kali. Oleh sebab itu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kantor Pos Pusat untuk mengkomunikasikan masalah tersebut dengan pihak Western Union di Jakarta.
Kantor Pos Mataram juga mengimbau kepada masyarakat untuk hati-hati jika mendapat kiriman uang dari luar negeri karena tidak menutup kemungkinan ada sindikat yang bermain.
Menurut dia, pihaknya selalu menerapkan aturan dalam proses pencairan uang, yakni penerima harus menunjukkan identitas yang dibuktikan dengan kartu tanda penduduk (KTP) atau surat izin mengemudi (SIM) dan menunjukkan nomor PIN yang diberikan oleh pengirim uang dari luar negeri.
"Kami juga menanyakan secara detail kepada si penerima uang siapa nama pengirim uang di luar negeri. Jika namanya juga kurang satu hurup, kami tolak. Itu bentuk ke hati-hatian kami agar tidak terjadi masalah seperti ini," ujarnya.(*)