Cape Town (ANTARA/Xinhua-OANA) - Peraih Nobel Perdamaian Desmond Tutu, Selasa (28/8), mengatakan ia takkan "berbagi podium" dengan mantan perdana menteri Inggris Tony Blair karena dukungannya bagi serbuan pimpinan AS ke Irak. Keputusan Blair untuk mendukung serbuan militer pimpinan AS ke Irak secara moral tak bisa dipertahankan, kata kantor Tutu dalam satu pernyataan. Pernyataan itu mengatakan perang terhadap Irak dilancarkan dengan dasar tuduhan yang tak terbukti mengenai keberadaan senjata pemusnah massal di Irak. Blair adalah salah seorang pembicaraan dalam kegiatan satu-hari Discovery Leadership Summit di Sandton Convention Center di Johannesburg, Kamis. Para penyelenggara juga telah mengundang Tutu dan pegiat politik dan grandmaster catur Garry Kasparov untuk berbicara di forum itu. Tutu memutuskan untuk mundur sebagai pembicara dalam kegiatan tersebut, setelah berjuang menghadapi hati nuraninya dan berkonsultasi, kata pernyataan itu. Tema pertemuan puncak satu-hari tersebut ialah kepemimpinan yang tak bisa dipisahkan dari moral, kata pernyataan itu. "Dalam konteks ini, akan tak layak dan tak dapat diterima bagi seorang Uskup Agung untuk berbagi podium dengan Blair," kata pernyataan tersebut sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Rabu siang. Dalam perkembangan yang berkaitan, Al Jama-ah, satu kelompok di Afrika Selatan, menyatakan organisasi Islam tersebut berencana menangkap Blair karena kejahatannya terhadap umat manusia ketika ia berbicara di Johannesburg. Penangkapan itu akan dilakukan selama demonstrasi yang dirancang untuk mendukung surat penangkapan atas Blair karena kejahatannya terhadap kemanusiaan yang berkaitan dengan serbuan ke Irak, yang mengakibatkan tewasnya jutaan orang Irak, kata Presiden Al Jama-ah Ganief Hendricks.(*)
Berita Terkait

Peraih Nobel Perdamaian Desmond Tutu wafat pada usia 90 tahun
26 Desember 2021 17:51

Peraih Nobel Perdamaian Malala Yousafzai menikah
10 November 2021 13:09

Nobel Fisika 2020 diberikan ke para penemu "black hole"
7 Oktober 2020 05:27

Peraih Nobel: Akhiri Pemunahan Rohingya atau Diadili
1 Maret 2018 06:04

Peraih Nobel Paparkan Konsumsi Daging Merah Berpotensi Kanker
7 Agustus 2017 20:05

Kegiatan "ICOLIB" di Unej akan Dihadiri Peraih Nobel Kedokteran
5 Agustus 2017 10:34

Peraih Nobel Kupas Prospek Stabilitas Finansial Global di Unair
20 Februari 2017 20:42

Peraih Nobel Kupas Ketidakadilan Ekonomi di Ubaya
15 Januari 2017 17:13