Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mengajak para jurnalis menegakkan etika dan profesionalisme dalam menjalankan tugasnya, untuk meningkatkan integritas dan menghasilkan karya jurnalistik yang berkualitas.
Ketua AJI Jember M. Ulil Albab di Jember Jumat mengatakan, terkait dengan hal itu AJI Jember menggelar workshop etik dan profesionalisme jurnalis dengan mengambil tema "Membina Jurnalisme Beretika: Meningkatkan Integritas dan Standar Kompetensi Bagi Jurnalis" di Kabupaten Jember Jawa Timur.
"Jurnalis dituntut mengedepankan etika dan profesionalisme dalam bekerja, karena selama ini masih banyak media yang mengabaikannya demi kepentingan ekonomi dan politik," kata M. Ulil Albab di sela-sela kegiatan workshop tersebut.
Menurutnya, para jurnalis yang mengabaikan etik dan profesionalisme dalam menghasilkan karya jurnalistik tentu akan berdampak pada informasi yang didapatkan oleh masyarakat, sehingga publik tidak mendapatkan informasi yang akurat dan benar.
"Ada dua narasumber dalam worskhop itu, yakni Ketua Komisi Hukum dan Perundang-undangan Dewan Pers Abdul Manan dan pengurus AJI Indonesia Miftah Faridl, sehingga diharapkan jurnalis dan pers mahasiswa yang hadir bisa meningkatkan integritasnya," tuturnya.
Sementara pemateri Ketua Komisi Hukum dan Perundang-undangan Dewan Pers Abdul Manan memaparkan tentang etika jurnalis dan perkembangan teknologi yang terjadi di Indonesia.
"Kemajuan teknologi memperkenalkan tantangan baru bagi jurnalis dan media, baik dalam bisnis maupun dalam penerapan etika jurnalisme, sehingga perlu jurnalis mematuhi kode etik dalam melakukan tugasnya dan bekerja secara profesional dalam menggunakan teknologi," katanya.
Ia menjelaskan, ada beberapa konsekuensi apabila etika dan profesionalisme tidak dijadikan pedoman oleh jurnalis di era teknologi yang serba modern yakni ketidakpatuhan terhadap etika dapat menghasilkan informasi yang tidak akurat dan menyesatkan, yang berdampak negatif pada pemahaman publik.
"Pelanggaran etika dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan dari masyarakat terhadap media dan jurnalis karena selama ini kepercayaan merupakan pondasi penting dalam hubungan antara media dan publik," ujarnya.
Pengurus AJI Indonesia Miftah Faridl memaparkan tentang potensi yang bisa menjerat jurnalis dalam menghasilkan karya jurnalistiknya dan memberikan tips kepada jurnalis agar terhindar dari jeratan hukum.
"Penting untuk diingat bahwa kebebasan pers harus diiringi dengan tanggung jawab yang proporsional. UU Pers juga telah mengatur batas yang wajar untuk melindungi hak individu, menjaga stabilitas sosial, dan mencegah penyebaran informasi yang salah," katanya.
Ia menjelaskan bahwa jurnalis dan media massa diberi mandat untuk memanggul tanggungjawab memastikan hak asasi masyarakat yakni hak untuk tahu atas informasi bisa dipenuhi.
Kegiatan workshop tersebut digelar dalam rangka pra-Uji Kompetensi Jurnalis (UKJ) yang dihadiri langsung oleh Konsul Jenderal (Konjen) Australia di Surabaya Glen Askew, yang berharap kegiatan tersebut bisa meningkatkan integritas para jurnalis.
AJI ajak jurnalis tegakkan etika-profesionalisme untuk integritas
Jumat, 20 Juni 2025 22:30 WIB

Konjen Australia di Surabaya Glen Askew saat memberikan sambutan dalam workshop tentang etika dan profesionalisme jurnalis yang digelar AJI Jember di Kabupaten Jember Jawa Timur, Jumat (20/6/2025). ANTARA/Zumrotun Solichah.