Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan berbagai peluang riset robotika dan mekatronika cerdas dalam menghadapi masa depan yang kompleks dan dinamis.
Dalam diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu, Kepala Pusat Riset Mekatronika Cerdas (PRMC) BRIN Yanuandri Putrasari menyampaikan riset di bidang robotika cerdas, khususnya yang berfokus pada robot bio-inspiratif, sistem bio-hybrid, dan robotika lunak (soft robotics), memiliki potensi penerapan yang luas di berbagai sektor.
"Peluangnya antara antara lain di bidang kesehatan, seperti pengembangan robot bedah presisi tinggi, pertahanan, dan keamanan, seperti robot pengintai otonom dan drone yang mampu beradaptasi terhadap medan," katanya.
Selain itu Yanuandri menjelaskan riset robotika dan mekatronika cerdas berpotensi juga di bidang eksplorasi lingkungan ekstrem serta operasi pencarian dan penyelamatan (SAR).
Misalnya, pada reruntuhan akibat bencana alam, dimana robot lunak dapat menjelajah ruang sempit dan berbahaya, serta di sektor manufaktur modern, khususnya sistem produksi yang fleksibel dan kolaboratif antara manusia dan robot.
"Peluang utama yang diharapkan antara lain pertukaran pengetahuan terkini terkait riset yang dilakukan di bidang robotika cerdas, khususnya pada pengembangan robot berbasis struktur lunak dan sistem bio-hybrid, serta mendorong kolaborasi riset lintas disiplin maupun lintas instansi," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut Peneliti PRMC BRIN Dimas Sangaji memaparkan materi mengenai “Soft dan Continuum Robot dalam Desain Sistem Robotika Medis.”
"Soft robot adalah robot yang terbuat dari material lentur seperti silikon. Sedangkan continuum robot adalah robot yang bentuknya menyerupai tentakel tanpa sendi kaku. Keduanya dirancang untuk bergerak fleksibel di ruang sempit dan sensitif, seperti dalam tubuh manusia," katanya.
Di Indonesia, lanjut Dimas, perkembangan robot di industri medis tanah air sudah cukup baik. Sebab, terdapat banyak rumah sakit yang mulai mengoperasikan robot bedah.
Di samping itu pelatihan penggunaan robot bedah kepada para dokter juga telah dilakukan, sehingga hal ini dapat membantu para tenaga medis untuk melakukan penanganan-penanganan di bidang medis agar menjadi lebih mudah dan efisien.
Untuk dapat mendorong kemajuan itu, Dimas menyarankan agar pemerintah menguatkan riset dan manufaktur di bidang robotika, yang dapat dilakukan melalui berbagai skema seperti penguatan dana dan fasilitas.
Ia juga mengharapkan adanya penguatan di bidang manufaktur, sebab salah satu kesulitan saat menciptakan sebuah robot terdapat pada segi manufaktur.
"Hal yang menjadi kesulitan saat membangun robot adalah manufaktur. Apalagi teknologi soft robot seperti ini. Jadi perlu manufaktur khusus yang dapat memproduksi robot-robot seperti ini. Bidang manufaktur perlu didorong agar bisa memproduksi barang-barang spesifik seperti robot," ucap Dimas Sangaji.
BRIN ungkap peluang riset robotika cerdas untuk hadapi masa depan
Rabu, 18 Juni 2025 13:30 WIB

Ilustrasi: Koordinator tim robotika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Muhtadin memasang perangkat pada robot anjing berkaki empat di Gedung Pusat Robotika ITS, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (8/5/2025). ANTARA FOTO/Moch Asim/wpa (ANTARA FOTO/MOCH ASIM)