Surabaya (ANTARA) - Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Prof (HCUA) Sunarto berharap kepemimpinan Rektor Unair Prof Muhammad Madyan mampu mewujudkan pendidikan tinggi yang selaras UUD 1945 serta menjawab tantangan global.
“Atas nama MWA dan pribadi, saya ucapkan selamat kepada Prof Madyan yang baru saja dilantik sebagai Rektor Unair periode 2025–2030. Syukur kami panjatkan karena proses pemilihan telah berlangsung sesuai tahapan yang ditetapkan,” kata Sunarto.
Ia menilai proses penjaringan dan seleksi rektor Unair yang merupakan Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) telah berlangsung secara otonom, terbuka, dan partisipatif, sekaligus menunjukkan kedewasaan organisasi di lingkungan kampus.
Menurut dia, pelaksanaan pemilihan rektor yang demokratis dan akuntabel ini menjadi bagian dari komitmen Unair dalam menjalankan amanat pembukaan UUD 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Unair secara aktif dan kontributif menjalankan peran tersebut melalui visi, misi, dan nilainya sebagai perguruan tinggi yang mandiri, inovatif, dan terkemuka di tingkat nasional maupun internasional, serta berlandaskan moral agama,” ujarnya.
Sunarto mengatakan langkah konkret dalam mewujudkan visi tersebut harus diwujudkan melalui pendidikan berkelanjutan, penelitian yang bermakna, serta pengabdian masyarakat dengan tata kelola yang baik.
Ia juga mengingatkan tantangan besar yang kini dihadapi dunia pendidikan tinggi di tengah dinamika global, termasuk perkembangan teknologi, ilmu kesehatan, hingga kecerdasan buatan.
“Tantangan ini menuntut Unair untuk memperluas akses pendidikan bermutu secara adil, baik di tingkat nasional maupun global. Ini sejalan dengan UU Pendidikan Tinggi, Asta Cita keempat, serta target 4.3 SDGs dari UNESCO,” kata dia.
Untuk itu, lanjutnya, Unair didorong agar terus membuka diri terhadap talenta-talenta baru tanpa diskriminasi, guna mendorong pertukaran gagasan, ilmu, serta memperkuat jejaring kolaborasi global.
“Jika pada periode sebelumnya Unair berhasil mengimplementasikan konsep Kampus Merdeka, maka kini saatnya Unair melangkah lebih jauh dengan menjadi kampus berdampak,” ujarnya.
Ia menambahkan, perguruan tinggi tidak cukup hanya menjadi pusat pengembangan ilmu, tetapi juga harus menjadi penggerak solusi bagi persoalan masyarakat dan lingkungan.
“Tri Dharma Perguruan Tinggi harus bersambung dengan realitas sosial. Unair harus menjadi pusat pengembangan karakter dan kepemimpinan,” kata Sunarto.
Sunarto menyampaikan apresiasi kepada Prof Mohammad Nasih beserta para wakil rektor atas kepemimpinan dan dedikasinya selama satu dekade.
“Terima kasih telah menggerakkan Unair menuju status world class university. Mari terus menjunjung prinsip Excellence with Morality dan menjadikan Unair sebagai perguruan tinggi berbasis moralitas, keunggulan, budaya akademik yang kuat, serta berorientasi pada target,” katanya.