Surabaya (ANTARA) - Genza Education menyatakan komitmennya mendampingi para calon praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) secara serius dan terstruktur dalam menghadapi Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) 2025.
Tahun ini, jumlah formasi IPDN ditetapkan sebanyak 1.061 kursi, naik signifikan dari kuota tahun sebelumnya yang hanya 721. Namun peningkatan kuota ini tidak serta merta menurunkan tingkat persaingan, justru daya saing semakin ketat
"Untuk menghadapi kondisi tersebut, Genza kembali menghadirkan Program Bimbingan Super Intensif SKD IPDN 2025," kata Direktur Utama Genza Education M. Syamsul Maarif, dalam keterangan diterima di Surabaya, Senin.
Program ini dirancang tidak hanya untuk membantu peserta memahami materi, tetapi juga menyusun strategi belajar sesuai karakter dan kebutuhan masing-masing siswa.
Pendekatan yang diterapkan Genza berbeda dari bimbingan belajar konvensional. Program diawali dengan diagnosis kemampuan siswa melalui simulasi berbasis Computer Assisted Test (CAT) yang hasilnya dianalisis secara rinci.
Analisis ini digunakan untuk memetakan kekuatan dan kelemahan siswa dalam tiga aspek utama SKD: Tes Intelegensi Umum (TIU), Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP).
"Setiap siswa memiliki gaya belajar dan kebutuhan yang berbeda, sehingga pendekatan kami bersifat individual dan berbasis data," ujarnya.
Selain pembelajaran utama, Genza menyediakan layanan “klinik belajar” yang menjadi ruang konsultasi bagi siswa untuk memahami materi lebih dalam.
Klinik ini terbuka baik saat sesi kelas maupun saat belajar mandiri.
Para tutor yang mendampingi siswa merupakan alumni dan peserta yang pernah lolos SKD, sehingga dinilai memahami dinamika ujian dari pengalaman langsung.
"Target kami tidak sekadar membantu siswa melewati passing grade, tetapi juga mendorong mereka mencapai skor ideal minimal 80 persen dari nilai maksimal agar dapat bersaing secara nasional," kata Rahma.
Genza juga menyiapkan pendampingan lanjutan untuk tahapan seleksi berikutnya, mulai dari verifikasi administrasi, tes kesehatan, psikotes, tes kesamaptaan, hingga wawancara. Seluruh proses dikemas dalam sistem berjenjang yang terintegrasi.
Dengan jaringan 160 cabang di seluruh Indonesia, Genza memastikan pemerataan akses dan kualitas pendampingan bagi siswa dari berbagai latar belakang.
“Menjadi praja bukan soal keberuntungan, tetapi soal kesiapan, konsistensi, dan strategi yang dijalankan dengan disiplin,” ujarnya.